Rusuh di Stadion Kanjuruhan Malang

Nasib Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia Usai Tragedi Arema-Persebaya di Kanjuruhan, Ini Sikap FIFA

Tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang memicu kekhawatiran soal nasib Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia. Ini sikap FIFA

Editor: Murhan
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (kanan) dan sang penerjemah bernama Jeong Seok-seo (kanan) sedang berdiskusi dengan Mochamad Iriawan selaku Ketua Umum PSSI di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, 27 September 2022. Kini nasibnya dikhawatirkan imbas kerusuhan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan yang menelan korban 174 jiwa. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Tragedi memilukan usai laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang memicu kekhawatiran soal nasib Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia.

Penyebabnya, kerusuhan Aremania di Stadion Kanjuruhan itu bisa bermplikasi pada sanksi FIFA.

Mengingat, korban kerusuhan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu menelan korban sampai 174 jiwa.

Terkait insiden itu, Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong turut memantau insiden memilukan di Stadion Kanjuruhan Malang, venue laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

PSSI Putuskan Jadwal Liga 1 dan Sanksi Arema, ini Aksi Carlos Fortes di PSIS - Persib Pasca Insiden

Baca juga: TGIPF Usut Tragedi Kanjuruhan, Diketuai Mahfud MD Anggota Doni Monardo Hingga Kurniawan Dwi Yulianto

Pelatih asal Korea Selatan ini diketahui khawatir mengenai korban di Stadion Kanjuruhan.

Insiden di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) menjadi catatan kelam bagi sepak bola Indonesia.

Kejadian ini berawal ketika oknum suporter Arema FC berbondong-bondong masuk ke lapangan usai laga kontra Persebaya.

Mereka meluapkan kekecewaan lantaran tim kesayangannya takluk takluk 2-3 dari rival abadi.

Kekalahan ini sekaligus mencoreng rekor tak terkalahkan Arema FC atas Persebaya di kandang semenjak 23 tahun silam.

Sekitar 3.000 oknum suporter masuk ke lapangan kemudian menimbulkan kekacauan dan merusak berbagai fasilitas.

Pihak keamanan lalu merespons kejadian tersebut dengan peringatan dan memukul suporter keluar lapangan.

Akan tetapi, gelombang kemunculan suporter terus bermunculan, sehingga pihak keamanan kewalahan.

Kepolisian lantas menembakkan gas air mata yang justru memebuat kepanikan besar.

Para suporter berlarian sampai terinjak-injak dan menumpuk di pintu stadion hingga mengalami sesak napas.

Sebanyak 129 orang meninggal dengan rincian 34 orang meninggal di lokasi dan lainnya meninggal dalam perjalanan serta saat dalam perawatan di rumah sakit. Selain itu, ada 180 orang luka-luka.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved