Asah Kemampuan Lewati Jeram, Mapala Sylva Fahutan ULM Gelar Latihan Pengarungan di Loksado HSS

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu sungai Selatan (HSS), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan tempat yang sudah tidak asing lagi didengar di telinga masyarakat kalsel, apalagi para pecinta kegiatan outdoor dan wisata alam.

Tempat yang banyak menyuguhkan keindahan alam, dengan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di sana, seperti halnya kegiatan arung jeram menyusuri sungai amandit.

Selama 2 hari, Tepatnya pada 13 dan 14 oktober 2022 yang lalu, salah satu divisi yang ada pada Mapala Sylva Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), yaitu Departemen Olahraga Arus Deras (ORAD) melakukan kegiatan latihan pengarungan.

Kegiatan ini melibatkan anggota baru pada departemen tersebut dan beberapa anggota MAPALA SYLVA dari departemen lainnya dengan total sebanyak 14 orang.

Baca juga: Teliti Lembah Kahung Kalsel, Tim Mapala Sylva Fahutan ULM Temui 23 Jenis Anggrek dan 24 Jenis Burung

Baca juga: Serunya Sylva Training Camp (STC) ke-XVII di Mandiangin, Begini Kesan Mahasiswa Fahutan ULM

Menurutnya, melalui kegiatan keterampilan, kekompakan dan kemampuan anggota baru Mapala Sylva dalam hal berarung jeram semakin terasah.

 Tri Wulan Sari atau lebih sering disapa Sizi, salah satu anggota Departemen ORAD, adapun hal-hal positif yang bisa ia dapatkan dari kegiatan ini, yaitu ilmu yang bisa didapatkan dari para senior yang bisa diterapkan langsung pada kegiatan praktik kali ini.

"Selain itu, Kegiatan praktik ini juga melatih kekompakkan dan konsentrasi tim,"imbuhnya.

Latihan pengarungan yang ditempuh kurang lebih 5 jam ini terasa sangat mengasikkan, ditambah lagi pemandangan sepanjang jalur pengarungan yang memanjakan mata.

Dimana disepanjang kiri dan kanan sungai amandit ini terdapat beberapa aliran air terjun yang menambah keindahan perjalanan kali ini.

Ditambahkan Kardila atau yang biasa dipanggil Mboy, dalam kegiatan kali ini sungainya surut, sehingga tidak banyak jeram yang ditemukan dan banyaknya bebatuan yang muncul di permukaan sungai yang mengakibatkan perahu sering terbentur dan sangkut.

"Kami rasa ini masih belum cukup, ya kami harus melakukan pengarungan sekali lagi pada saat musim hujan, agar kita bisa merasakan jeram-jeram yang lebih tinggi dan yang lebih ekstrim lagi,"Ujarnya.

Baca juga: Ujian Terakhir STC Mapala Sylva, 24 Peserta Longmarch Sejauh 17 Kilometer ke Banjarbaru

Ia menambahkan, walaupun air sungai yang surut dan jarang terdapat jeram tapi masih banyak hal-hal dan ilmu baru yang bisa dipelajari pada saat pengarungan kali ini.

"Peserta pengarungan bisa belajar bagaimana memilih jalur yang benar untuk dilewati perahu dan lain-lainya, selain mendapatkan ilmu baru juga dapat menambah kekompakkan pada tim", ujar asboy salah satu anggota departemen ORAD menambahkan. (Hartinah/Yumpe).

Penulis : Hartinah dan Yumpe dari Mapala Sylva Fakultas Kehutanan ULM