Ekonomi dan Bisnis
Stok Menipis, Beras Lokal dan Daging di Kalsel Disorot Saat Rakor Pengendalian Inflasi
Stok beras dan daging sapi disorot saat rapat koordinasi pengendalian inflasi di Provinsi Kalsel
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Basis data yang soal beras, khususnya beras lokal kini menujukkan angka menipis, sebab dari informasi yang dilaporkan petani di Kalsel masih baru bisa menghasilakan beras pada Februari 2023.
Data yang disajikan untuk beras ini dalam minggu 1 November ketersediaannya sebanyak 31.055,18 ton. Sedangkan kebutuhan yang diperlukan di Kalsel yakni 7.595 ton.
Sementara, soal daging sapi juga disebutkan menipis dan kurang. Sebab ketersediaan stok sekitar 197,48 ton sememtara keperluannya 77,66 ton per Minggu di minggu 1 November.
"Tapi soal data daging sapi ini adalah daging beku. Belum lagi soal yang daging segar, yang diperlukan karena masih ada batasan PMK," jelas kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani, Kamis (10/11/2022).
Baca juga: Suplai Menurun, Penjual Beras Lokal di Banjarmasin dan Banjarbaru Terpaksa Naikkan Harga
Baca juga: Harga Beras Lokal Naik Lagi, Perum Bulog Kalsel Minta Warga Tak Panik
Dia menjelaskan di sela rapat koordinasi inflasi yang menjadi sorotan ada dua hal yakni soal beras yang perlu ditambah produksinya dan daging sapi yang perlu ada suplai tambahan.
Dalam rapat tersebut Kepala Disbunak Kalsel, Hj Suparmi juga akan melakukan pemenuhan daging sapi yang kemudian akan disimpan di cold storage dan kemudian akan dibagikan untuk kegiatan pasar murah.
Pihaknya pun, akan mendorong pemenuhan Sapi lokal melalui program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Potong Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma atau disingkat Siska Ku Intip.
Kepala Biro Ekonomi Provinsi Kalsel, Hj Raudatul Jannah Sahbirin Noor, berujar terkait penanganan inflasi ini harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Salah satunya yakni dengan melakukan pendataan akurat soal beras lokal serta menjaga ketersediaan stok daging sapi dan intervensi harga pasar dengan menggelar pasar murah.
Sekda Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar, mengatakan untuk rapat koordinasi inflasi ini masih akan berlanjut pekan depan.
"Intinya tadi sudah ada upaya penanganan pemerintah guna mengendalikan inflasi dengan pasar murah yang akan digelar paling lambat pekan depan. Dan Pasar murah akan diselenggarakan sampai akhir Desember 2022," jelas dia.
Dijelaskan Roy, dari rapat sendiri tadi juga tiap SKPD diminta ikut andil menangani indeks harga konsumen dari komoditi beras, cabai, bawang, daging sapi, ayam ras.
"Terutama di tiga kabupaten kota, yakni Kotabaru, Tabalong dan Banjarmasin. Karena daerah itu yang rentan jika dibeberkan dari data tadi," jelasnya.
Baca juga: Tembus Rp 160 Ribu, Harga Daging Sapi Segar di Kalsel Termahal di Indonesia
Selain itu, Roy berujar pihaknya mendorong Perusahaan Daerah (Perusda) Bahakn Pokok di Kalsel yang sudah dibentuk dibawah divisi pangan dari Bangun Banua juga segera bergerak.
"Memamg masih dalam tahap reornasasi dan pengisian SDM Harapan kami dengan adanya divisi pangan dari Perusda tersebut, bisa membantu mengatasi inflasi di Kalsel," jelas Roy Rizali Anwar. (Banjarmasinpost.co.id /Nurholis Huda).
