Ekonomi dan Bisnis
Peneliti Kopi dan Kakao Indonesia Sebut Biji Robusta Kabupaten Tapin Bercita Rasa Tinggi
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia memuji cita rasa kopi robusta Kabupaten Tapin, Kalsel, hingga mendapat nilai 80,85.
Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) memberikan nilai tinggi untuk kualitas citarasa biji kopi robusta asal Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Hasil ujian tersebut disampaikan Ketua Kelompok Tani Baru Muncul Desa Asam Randah Kabupaten Tapin, Hartanto, cita rasa biji kopi robusta setmpat mendapatkan nilai 80,85 atau masuk kategori sangat bagus, mendekati nilai luar biasa.
"Awalnya kaget juga karena ujian ini sifatnya mendadak dan biji kopi yang dikirim untuk diuji adalah yang diambil secara acak," ujarnya, Senin (5/12/2022).
Dengan nilai yang didapat itu, ke depan, pihaknya berencana memaksimalkan seluruh potensi kopi sebagai roda penggerak ekonomi masyarakat.
Baca juga: Pengusaha Sembako Kalsel Ajak Lainnya Tekan Inflasi di Kalimantan Selatan
Baca juga: Promo Spesial Informa Banjarmasin hingga Sediakan Parcel Natal Sesuai Request Pelanggan
Baca juga: Kepala Bulog Kalimantan Selatan Rosyidi Pastikan Stok Beras Aman
"Teman-teman barista sangat kagum dengan biji kopi robusta kami," imbuhnya.
Kopi dari Kabupaten Tapin dinilai Puslitkoka Indonesia memiliki cita rasa yang sangat kuat, tebal, tapi tetap lembut dan ada manis-manisnya.
"Peserta yang hadir juga kaget, kalau di Kalimantan Selatan ada kopi yang enak," lanjutnya.
Ia pun merincian, hasil uji laboratorium untuk biji kopi robusta Tapin, fragrance mendapat nilai 7,75, flavor 7,75, aftertaste 7,67, sald/acid 7,08, bitter/sweet 7,42, body 7,75, uniform cups 10, balance 7,50, clean cups 10 dan overall 7,58.
Baca juga: Event HSS Expo di Kawasan Stadion 2 Desember Kota Kandangan Dibuka, Pengunjung Membeludak
Baca juga: Harga Sayur Melonjak Tinggi di Kota Banjarbaru, Sawi Rp 10 Ribu Per Ikat
Baca juga: Jelang Tutup Tahun, Desa Mekar Salurkan BLT Dana Desa, 30 KK Terima Rp 300 Ribu
"Meskipun demikian, memang perlu diakui bahwa masih banyak kendala dari kelompok atau masyarakat tani, khususnya dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas kopi kita," ungkap Hartanto.
Para petani juga masih minim pengetahuan tentang budi daya yang baik, serta sistem pascapanen.
"Ini yang menjadi atensi kami ke depan, bersama para kelompok tani maupun warga desa," pungkas Ketua Kelompok Tani Baru Muncul Desa Asam Randah Tapin tersebut.
(Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus Sene)