Berita Banjarmasin
Prodi Geografi Bergabung ke Fakultas Kehutanan ULM Jadi Polemik, Fisip Tunggu Sikap Universitas
Digabungnya Program Studi Geografi ke Fakultas Kehutanan ULM menuai polemik hingga muncul penoalak. Dekan Fisip ULM tunggu arahan dari Universitas.
Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Achmad Maudhody
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pemindahan program studi Geografi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ke Fakultas Kehutanan (Fahutan) ULM memicu polemik.
Pemindahan prodi Geografi tersebut juga diiringi dengan perubahan nama Fakultas Kehutanan menjadi Fakultas Kehutanan dan Geografi.
Namun, perubahan nama fakultas tersebut ternyata ditentang oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan.
Bahkan sebagai bentuk penolakan, mahasiswa Fakultas Kehutanan menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus ULM Banjarbaru, Senin (26/12/2022).
Rencana pemindahan prodi tersebut kata Dekan FISIP ULM, Budi Suryadi sebenarnya sudah ditangani oleh pihak universitas.
“Karena ini soal desain pengembangan universitas, mestinya proses penggabungan itu tidak ada masalah,” katanya kepada Banjarmasinpost.co.id, Senin (26/12/2022).
Baca juga: Tolak Prodi Geografi Bergabung, Mahasiswa dan Dosen Fakultas Kehutanan ULM Ancam Gelar Aksi Susulan
FISIP sendiri kata Budi tetap memfasilitasi mahasiswa Geografi dengan menawarkan opsi kepada mahasiswa.
“Kalau mahasiswanya (angkatan awal) tetap ingin di FISIP sampai lulus, ya silahkan. Kita tetap memfasilitasi para mahasiswa tersebut, senyamannya mereka lah,” ujarnya.
FISIP jelas Budi juga tetap menunggu petunjuk dan mekanisem yang ditetapkan dan diterapkan oleh universitas terkait perihal tersebut.
“Pola ini nantinya akan dikonsultasikan terlebih dahulu ke Dirjen di Jakarta. Apakah akan mengganggu database atau bagaimana. Intinya FISIP tetap memfasilitasi mahasiswa Geografi,” katanya.
Lebih lanjut Budi menerangkan, ada beberapa pertimbangan kenapa prodi Geografi ini diusulkan untuk dipindah.
“Misalnya seperti dosen Geografi yang tidak banyak, sehingga membutuhkan tambahan dari keilmuan yang lebih dekat. Kalau di FISIP, dosen FISIP lainnya tidak bisa masuk karena mata kuliahnya mengarah ke ilmu eksak, seperti mata kuliah hidrologi, hidrologi udara, soal kualitas udara, kualitas air, dan lainnya. Nah kita tidak bisa masuk ke situ,” bebernya.
Namun lanjutnya, jika prodi Geografi berada di Fakultas yang punya kedekatan ilmu setidaknya ada dosen lain yang mempunyai kedekatan ilmu yang bisa mengajar ke prodi Geografi.
Kemudian kata Budi, keberadaan laboratorium di fakultas ilmu eksak itu juga lebih mumpuni dan dapat lebih menyokong keilmuan geografi itu sendiri.
“Sebab lab-lab tersebut penting untuk mahasiswa Geografi. Sedangkan di FISIP, karena ini rumpun sosial, akhirnya beberapa aktifitas praktikum tidak bisa dilakukan. Karena prodi lain di FISIP tidak ada praktikum,” ungkapnya.
“Kami tetap mendukung pernyataan rektor. Tetap mengikuti apa kata rektor sebagai acuannya,” tegasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)