Fikrah
Hubungan Antara Taubat dan Istighfar
Istighfar dan taubat bukanlah semata kalimat yang diungkapkan kepada Allah tanpa makna.
Oleh: KH Husin Naparin Lc MA, Ketua MUI Provinsi Kalsel
BANJARMASINPOST.CO.ID - ISTIGHFAR adalah permohonan ampun kepada Allah SWT, yakni antara lain Astaghfirullah Waatubu ilaik. Artinya aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadanya.
Istighfar dan taubat bukanlah semata kalimat yang diungkapkan kepada Allah tanpa makna.
Istighfar dan taubat hendaklah diiringi dengan, pertama Iqla. Artinya meninggalkan dosa dan kemaksiatan yang telah dikerjakan. Kedua Nadam. Artinya penyesalan, maksudnya orang yang bertaubat itu menyesali kekeliruan dan kemaksiatan yang dilakukan olehnya. Ketiga Azam. Artinya bertekad untuk tidak lagi mengulangi dosa yang pernah diperbuat.
Bisa jadi seseorang berhenti dari kemaksiatan yang dilakukannya hanya karena ia tidak bisa melakukan perbuatan itu lagi, tetapi ia tidak merasa menyesal bahkan bila ada kesempatan dan kemungkinan ia melakukannya kembali. Artinya tidak ada azam atau tekad untuk meninggalkannya.
Taubat yang sebenarnya dituntut adalah adalah Taubatan Nasuha, dengan syarat tiga tadi yaitu Iqla atau meninggalkan dosa yang telah dikerjakan, Nadam atau penyesalan dan Azam yakni bertekad untuk tidak mengulangi lagi kemaksiatan yang pernah dikerjakan. Untuk menunjukkan tekad tersebut seseorang disunatkan melaksanakan salat taubat dua rakaat baik siang maupun malam dan memperbanyak mengucapkan kata Astaghfirullah Halazim wautubu ilaik. Artinya aku mohon ampun kepada Allah yang maha besar dan kembali kepadanya.
Allah SWT berfirman, “Ya ayyuhalladzi naamanu tubu ilaullah taubatannasuha.” Artinya wahai orang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan sebenar-benar taubat atau Nasuha. Perbanyaklah istighfar dan keseharian kita, lebih lebih di waktu sahur. Diriwayatkan bahwa orang orang ahli surga itu, sewaktu ia masih hidup ia sedikit sekali tidur di waktu malam dan selalu bertaubat di waktu sahur, disamping itu mereka memperbanyak sedekah. Allah SWT berfirman, “Istaghfiru rabbakum innahu kana zaffara.” Artinya beristighfarlah kamu kepada Tuhanmu karena Dia maha pengampun.
Syekh Ibrahim bin Adhan didatangi oleh tiga orang yang mengadukan hal keadaannya. Orang pertama mengadukan kemarau panjang yang meliputi negeri mereka. Orang kedua melaporkan kemiskinan yang melanda mereka. Orang ketiga melaporkan kemandulan atau tidak memiliki keturunan. Lalu Ibrahim bin Adhan menjawab dengan firman Allah yang berbunyi “Yursilissama alaikum midrara wayumdidkum biamwalim wabanina.” Artinya beristighfarlah kalian banyak-banyak kepada Tuhan kalian. Niscaya ia akan mengirimkan hujan yang lebat, harta yang banyak dan anak keturunan yang sholeh dan sholeha.
Nabi SAW mengutus Muaz bin Jabal ke Negeri Yaman untuk menjadi pemimpin di sana. Katakanlah gubernur zaman sekarang. Nabi menasihatkan atau menasihati Muaz bin Jabal dengan ungkapan beliau “Ya Muaz, La tad’anna inda duburi kullisyaratin antakula allahumma ainni ala zikrika wasyukrika wahusni ibadatika.” Artinya Ya Allah tolong lah aku, bagaimana aku supaya bisa berzikir kepada engkau dan menyebut nama mu, dan pandai bersyukur atas nikmat mu dan beribadah yang baik kepadamu.
Penyakit manusia di sepanjang zaman bahwa dirinya diciptakan Tuhan, diberi segala fasilitas hidup dan kehidupan tetapi lupa menyebut namanya, lupa bersyukur akan segala nikmatnya dan beribadah seadanya saja bukan beribadah yang baik. Untuk itu Muaz bin Jabal diajari oleh Rasulullah SAW karena ia akan menghadapi kesibukan yang banyak sekali, sehingga ia dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT dengan 3 macam permintaan tadi, yaitu berzikir kepada Allah, bersyukur kepadanya dan ibadah yang baik untuknya. Inilah doa yang dianjurkan untuk membacanya atau berdoa kepada Allah setiap sesudah sholat fardhu atau sholat sholat sunnat biasa.
Demikianlah kita baca doa ini sesudah sholat fardhu tadi atau juga sesudah sholat sholat sunnah. Beribadah yang baik adalah tuntutan Allah. Dia berfirman “Ya Ayyuhannasu’ budu rabbakum alladzi kalakakum walladzi namin qablikum laalakum tattakun alladzi zaala lakumul ardha firasya wasyamsa bina’a waanjala minassyama’i rizka falatajallu lillahi andada waantum talamun.” Wahai manusia sembahlah Tuhan mu yang telah menciptakan mu semoga kamu menjadi orang yang bertakwa. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.