Selebrita

Kota Gaib Saranjana Kotabaru Viral Lagi, Ifan Seventeen dan Tantri Kotak Syok Ribuan Penonton Lenyap

Ihwal Kota Gaib Saranjana di Kotabaru, Kalimantan Selatan kembali jadi sorotan. Faktanya, Ari Lasso, Ifan Seventeen dan Tantri Kotak pernah mengalami

Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Murhan
youtube
Kota Ghaib Saranjana Viral Lagi. Ifan Seventeen dan Tantri Kotak Ternyata Pernah Syok Ribuan Penonton Lenyap. 

Dia mencoba berpikir realistis dengan mengedepankan kemungkinan kebiasaan orang-orang di daerah itu tertib saat bubar konser.

"Pada nongkrong diluar kali orangnya, pas diluar sepi, biasa saja hanya ada berapa puluh, ratus orang yang berusaha naik motor untuk pergi, sambil eh ari lasso...ari lasso," cerita Ari.

Melihat kejadian itu Ari Lasso pun terbengong hingga diingatkan oleh pantia konser untuk mengabaikan kejadian itu.

"Udah mas, udah mas, biarin aja kan kita udah pesan dari kemarin," ujarnya menceritakan ulang kata-kata panitia itu.

Cerita belum berakhir, ada kejadian aneh selepas konser saat Ari Lasso dan kru kembali ke hotel. Sebelumnya memang pihak panitia telah mengingatkan untuk tidak mandi selama mereka berada di tempat itu. Namun karena ada salah satu kru yang merasa gerah maka sesampainya di hotel kru itu bergegas mandi.

Sesaat setelah mandi, tiba-tiba mendengar teriakan minta tolong dari lobby hotel yang berada di lantai bawah. Ari Lasso dan kru begitu terkejut melihat kepala produksi mereka mendapatkan kecelakaan tertabrak motor dan mengalami patah tulang.

"Belum selesai, balik ke hotel, pak Yuyun dengan gagahnya karena kita mau cabut kota lain, gerah kan...mandi pak, sebelum cabut dari kota itu. Dan detik yang sama, beberapa menit kemudian, dia selesai mandi masuk kamar seger, terdengar teriak tolong...tolong dibawah hotel. Kepala produksi kita namanya Ucok ya, nyebrang jalan mau beli rokok ketabrak motor tangannya patah," ceritanya.

Ada di Peta Belanda

Seorang dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Jurusan Sejarah, Mansyur mencoba menganalisa Saranjana, dari perspektif historis ilmiah.

Melalui tulisannya di akun Facebooknya Sammy 'xnyder Istorya, Mansyur yang juga mantan seorang jurnalis menulis tentang Saranjana.

Menurut dia, ada tiga versi lokasi Saranjana hasil penelusurannya.

Pertama, di Kotabaru, Kalimantan Selatan, versi kedua di Teluk Tamiang, Pulau Laut dan ketiga di sebuah bukit kecil yang terletak di Desa Oka-Oka Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Dari perspektif historis menurut Mansyur Saranjana adalah fakta.

Sebab, Salomon Muller, naturalis berkebangsaan Jerman dilahirkan di Heidelberg, dalam petanya berjudul "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" (peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo), tahun 1845 mengambarkan bahwa terdapat wilayah yang ditulisnya sebagai Tandjong (hoek) Serandjana.

Tandjong ini terletak di sebelah selatan Pulau Laut, tepatnya berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan (Pulau Kerumputan) dan Poeloe Kidjang.

Dalam kapasitasnya sebagai pembuat peta, Salomon Muller menjabat anggota des Genootschaps en Natuurkundige Komissie in Nederlands Indie yang sudah mendapatkan pelatihan dari Museum Leiden dan sedang melakukan perjalanan penelitian tentang dunia binatang dan tumbuhan di kepulauan Indonesia.

Namun, belum bisa dipastikan apakah Salomon Muller pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya. Salomon Muller pun tidak pernah menyinggungnya dalam beberapa artikelnya yang diterbitkan Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

Peta yang memuat Tandjong (hoek) Serandjana tersebut dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel, seri pertama yang diterbitkan Staatsbibliothek zu Berlin. Peta ini dibuat 18 tahun sebelum Salomon Müller meninggal dunia pada tahun 1863.

Menurut Mansyur, sumber lainnya yang memuat tentang Serandjana adalah Pieter Johannes Veth, dalam "Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten", halaman 252.

Kamus ini diterbitkan di Amsterdam oleh P.N. van Kampen, tahun 1869.

Veth menuliskan "Sarandjana, kaap aan de Zuid-Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo's Zuid-Oost punt is gelegen" (Sarandjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan).

Secara terminologi, kalau dikomparasikan dengan kosakata India, " Saranjana" berarti tanah yang diberikan.

(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved