Berita Banjarmasin

Alami Inflasi Beras Lokal, DKP3 Banjarmasin Lakukan Ini di 2023

Guna menggenjot produksi padi di 2023, sejumlah langkah sudah disiapkan DKP3 Banjarmasin

Penulis: Noor Masrida | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Mia Maulidya
Pedagang beras di Pasar Sentra Antasari Banjarmasin, Senin (16/1/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN-Penurunan produksi padi di Kalimantan Selatan (Kalsel) memicu kenaikan harga beras lokal di pasaran termasuk di Kota Banjarmasin.

Hal ini menjadi PR bagi Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin di 2023 ini. 

Apalagi, konsumsi beras oleh warga Banjarmasin per bulannya mencapai 5 ton. Sedangkan petani hanya bisa memproduksi 6 ton beras lokal per tahunnya. 

“Sebenarnya beras di pasaran itu mencukupi. Namun memang beras lokal jenis Mayang dan Unus yang banyak dicari. Jadi ini terkait selera masyarakat kita saja yang biasa memakan beras jenis usang. Bukan jenis pulen yang tersedia banyak,” ucap M Makhmud, Kepala DKP3, Senin (16/1/2023). 

Sayangnya, jenis beras yang jadi favorit masyarakat Banjar ini hanya bisa dipanen setahun sekali. 

Sedangkan kondisi di lapangan, ujar Makhmud tidak mendukung untuk memproduksi beras jenis tersebut. 

Dua tahun belakangan saja, kondisi cuaca yang tidak menentu sepanjang tahun serta serangan hama tungro membuat petani banyak yang gagal panen. 

"Kalau normal, memang produksi padi 6 ton per tahun, tapi 2 tahun belakangan karena cuaca yang tidak menentu, jadi hanya memproduksi 2-3 ton saja," beber Makhmud.

Di samping itu, lahan pertanian yang semakin sempit serta kualitas tanah yang memburuk akibat limbah rumah tangga juga menjadi faktor lain produksi padi di Banjarmasin jadi turun. 

Meski disokong pasokan beras dari Kabupaten lain di Kalsel, tetap saja hal tersebut belum bisa menekan harga di pasaran. 

Guna menggenjot produksi padi di 2023, sejumlah langkah sudah disiapkan DKP3 Banjarmasin

Sejauh ini, tercatat ada 2069 hektare lahan pertanian potensial.

Di 2022 lalu, DKP3 Banjarmasin juga sudah membebaskan 6 hektare lahan di dua wilayah di Banjarmasin dengan dana 8.6 Miliar. 

Total 4.6 hektare lahan dibebaskan di kawasan Sungai Lulut Banjarmasin Timur, dan 1.3 hektare di kawasan Tanjung Pagar, Banjarmasin Selatan. 

"Insya Allah akan ditambah lagi di 2023 nanti sebanyak 5 hektare, namun untuk lokasinya belum kami tentukan," kata Makhmud.

Nantinya, lahan-lahan tersebut akan dibuat demonstration plot (demplot) penyuluhan pertanian mulai dari teknik, penggunaan pupuk, varietas padi, dan lainnya yang melibatkan kelompok tani di Banjarmasin.

"Demplot ini yang kami maksud sebagai lahan pangan berkelanjutan," kata Makhmud. 

Di samping itu, DKP3 bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Banjarmasin juga dalam tahap penjajakan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menekan inflasi beras lokal

Rencananya, beras asli Subang Jawa Barat yakni beras Pamanukan akan dipasok dari daerah asal guna memenuhi permintaan pasar. 

Beras Pamanukan sendiri dinilai memiliki tekstur dan rasa yang mirip dengan beras lokal Banjar dan di daerah asal memang sedang surplus. 

"Untuk saat ini kami masih melakukan penjajakan, belum final," jelas Makhmud. 

Dia juga berharap semoga di tahun ini sudah dilakukan penandatanganan MoU antara Pemkot Banjarmasin dengan pemerintah Jawa Barat terkait kerjasama ini. 

(Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved