Berita Tanahlaut

Nelayan Masih Kekurangan Solar, DKPP Tanahlaut Segera Temui Petinggi Pertamina

nelayan Tala hingga saat ini masih kerap kesulitan mendapatkan solar untuk melaut.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
KADIS DKPP Tala H Achmad Taufik (tengah) berbincang dengan bawahannya dan jurnalis (kiri). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Kalangan nelayan di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga saat ini masih kerap kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) untuk melaut.

Catatan, Minggu (5/2/2023), pasokan Solar subsidi dari pemerintah melalui PT Pertamina tak mencukupi keperluan mereka untuk melaut.

BBM yang digunakan yakni jenis solar.

Karena itu mereka terpaksa membeli Solar eceran.

Namun harganya cukup mahal, lebih satu kali lipat.

Sekadar diketahui, harga Solar subsidi Rp 5.600 per liter.

Namun harga eceran mencapai belasan ribu yakni sekitar Rp 11 ribu dan bahkan hingga tembus Tp 15 ribu.

Kondisi itu yang menyebabkan sebagian nelayan memilih tak melaut apalagi pada musim tangkapan ikan minim.

Jika dipaksakan, biaya pengeluaran dan hasil penjualan ikan tak sebanding atau hanya lek-lekan.

Hal tersebut menjadi perhatian khusus Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Tala.

Dalam waktu dekat pejabat baru Kepala DKPP Tala H Achmad Taufik akan menemui petinggi Pertamina.

"Saya akan mencoba meminta tambahan kuota solar nelayan ke Pertamina, Semoga dapat dipertimbangkan dan disetujui," ucap Taufik.

Permintaan tambahan kuota tersebut setidaknya untuk dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di Tala yang masih minim jatah kuota solarnya.

Kedua SPBUN tersebut yakni yang berada di Desa Pagatanbesar dan Kualatambangan di wilayah Kecamatan Takisung.

Kuota solar subsidi untuk SPBUN Pagatanbesar yang ada selama ini yakni 40 ribu liter per bulan.

Jumlah kapal lebih seratus, sebagian kapal besar.

Pada Desember 2022 lalu, sebut Taufik, sempat mendapat pasokan hingga 70 ribu liter.

Namun pada Januari 2023 lalu kembali ke kuota semula yakni 40 ribu liter.

Sedangkan SPBUN di Kualatambangan selama ini mendapatlan pasokan 65 ribu liter dengan jumlah kapal nelayan sebanyak 207.

Sebagian besar kapal kecil, sekitar 20 kapal besar.

"Kuota tersebut memang belum mencukupi untuk nelayan di wilayah masing-masing. Karena itu kami berharap pihak Pertamina dapat menambah kuota untuk dua SPBUN itu," tandas Taufik.

Dikatakannya, selama ini untuk mencukup kebutuhan BBM, nelayan mau tak mau membeli pada pedagang eceran,

Namun harga solar eceran cukup tinggi sehingga kondisi tersebut menyulitkan ekonomi nelayan.

Sementara itu satu SPBUN lainnya di Tala yakni di Desa Tabanio, Kecamatan Takisung, mendapat kuota solar dari Pertamina sebanyak 110 ribu liter.

Kapal nelayan setempat sebanyak 170, mayoritas kapal besar.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved