Banjir di Kalsel
Banjir Landa Sejumlah Kabupaten di Kalsel, Tim Evakuasi Turun Sejak Dini Hari
Hujan yang mengguyur banyak daerah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sejak Jumat (24/2) malam membuat sungai di Desa Bamban meluap
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Hujan yang mengguyur banyak daerah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sejak Jumat (24/2) malam membuat sungai di Desa Bamban, Kecamatan Angkinang, meluap ke jalan, Sabtu (25/2/2023).
Akibatnya lalu lintas di jalan provinsi menuju Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sempat terhenti total. Kemacetan kendaraan sekitar tiga kilometer. Relawan di lokasi banjir menerapkan buka-tutup jalan dari HSS menuju HST dan sebaliknya.
“Kurang lebih satu jam tertahan,” kata Simon Sena, sopir truk yang bertolak dari Kota Barabai, HST. Sedari berangkat hingga memasuki Kandangan, cuaca mendung disertai gerimis.
Di jalan sekitar turunan jembatan Bamban, Simon mengatakan air tinggi hingga banyak kendaraan mogok.
Tak hanya Bamban, sejumlah desa lain di HSS juga terendam sejak Sabtu dini hari. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HSS Kusairi mengatakan timnya turun ke lapangan sejak pukul 02.30 Wita. “Tim masih melakukan evakuasi khususnya di tujuh desa yang sangat terdampak,” katanya.
Pemantauan banjir dan penyaluran bantuan kepada korban di Kecamatan Kandangan, Angkinang dan Telaga Langsat dilakukan Dandim 1003/HST Letkol Inf Nurliwedie Nurdin dan Kapolres HSS AKBP Sugeng Priyanto beserta jajaran.
Sementara, Bupati Achmad Fikry bersama jajaran melaksanakan pantauan dan penyerahan bantuan ke kecamatan lain yang terdampak.
“Dari hasil pantauan, ada beberapa tempat seperti Telaga Langsat telah didirikan dapur umum,” kata Nurliwedie.
Intensitas hujan di Pegunungan Meratus juga mengakibatkan permukaan Sungai Barabai meningkat dan merendam sejumlah kawasan. Di antaranya di Kecamatan Barabai, Kecamatan Haruyan dan sebagian Kecamatan Pandawan.
Di Haruyan tepatnya Desa Pangambau Hilir, ketinggian ada yang mencapai 40 sentimeter. Di Desa Haruyan Seberang mencapai 50 sentimeter. Sedangkan di Barabai, Desa Mandingin, ketinggian air 10-15 sentimeter.
Babinsa Desa Aluan Besar, Koramil 1002-07/Batu Benawa, Serda Tajudinnor mengatakan ketinggian air sungai di Desa Aluan Besar, Kecamatan Batu Benawa, yang merupakan daerah hulu, belum ada penurunan. “Kami terus pantau,” ujarnya.
Banjir telah lebih dulu melanda Desa Bahandang, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Baritokuala (Batola). “Sudah 11 hari rumah saya terendam,” kata Sulaikha, kader Posyandu Bahandang, Sabtu.
Air merendam lantai rumahnya setinggi mata kaki orang dewasa. Tiga tahun terakhir, rumahnya kerap terendam. “Tahun ini kemungkinan tidak bisa lagi menanam padi karena sawah terendam,” ujarnya.
Sulaikah berharap ada perhatian pemerintah terhadap warga Bahandang yang terdampak banjir setiap tahun. Dari pantauan, jalan kabupaten di desa tersebut terendam selutut orang dewasa.
Rusdi, aparatur Pemerintah Desa Bahandang, mengaku sudah ada kunjungan dan bantuan dari BPBD Batola. “Bantuan yang sudah kami bagikan tiga bungkus mi instan. Untuk air minum kemasan gelas belum,” katanya.
Sekitar 30 rumah di kawasan Jalan Suratno, Guntung Payung, Banjarbaru juga terendam, Sabtu, akibat tingginya curah hujan. Kawasan ini memang langganan banjir.
Heri, warga GP IX, mengatakan ketinggian air bahkan mencapai lutut orang dewasa. “Kalau hujan deras, di sini pasti banjir. Biasanya beberapa jam baru surut,” ujarnya sembari menyingkirkan sampah yang terbawa banjir di rumahnya.
Selain karena lokasinya rendah, Heri mengatakan banjir akibat sempitnya saluran air di bawah jembatan Jalan Sapta Marga. Saluran selebar dua meter itu menjadi satu-satunya jalan air dari kawasan Kemuning, Guntung Manggis dan wilayah lain di Banjarbaru.
Pengerukan yang dilakukan pemerintah kota dinilainya belum cukup. “Saran saya dilebarkan salurannya,” ujar Heri.
Kalak BPBD Banjarbaru Zaini menjelaskan ada sekitar 30 rumah di Jalan Suratno yang terdampak. “Mereka biasa mengungsi ke tetangga,” ujarnya.
Banjir juga melanda kawasan Labuan Tabu, Martapura, Kabupaten Banjar. Luapan Riam Kanan masuk halaman SDN Bincau Muara. “Banjir sudah merendam teras ruang kelas. Dalam dua bulan terakhir ini, sering kebanjiran, “ Kata Kepala SDN Bincau Muara, M Suriani.
Sementara warga Desa Rantau Nangka, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, Sabtu sore, waswas. “Menjelang sore, air makin naik dan sudah semata kaki di emperan rumah saya,” kata Supian.
Camat Pengaron Alipudin juga mengatakan air di wilayahnya juga mulai naik. “Kami juga waspada dan semoga tidak ada hujan susulan,” harapnya.
Di Kabupaten Tapin, angin kencang yang menyertai hujan deras pada Sabtu dini hari merusak rumah warga. “Ada kerusakan di enam rumah warga Desa Lawahan, Kecamatan Tapin Selatan dan banjir di Kelurahan Raya Belanti, Kecamatan Binuang,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapin Akhmad Syofyan.
Banjir di Raya Belanti berdampak terhadap sekitar 230 warga. Sabtu siang, ketinggian air berangsur menurun. (nan/tar/lis/tab)
| November, Puncak Penghujan Separuh Wilayah Kalsel |
|
|---|
| Desa Dukuh Rejo Tanahbumbu Kalsel Kembali Terendam, Banjir Capai Leher Orang Dewasa |
|
|---|
| Banjir Landa HST dan Tanahbumbu, Warga Bergegas Selamatkan Padi |
|
|---|
| 1.700 Hektare Sawah di Kalsel Kebanjiran, Pemprov Janjikan Bibit untuk Petani |
|
|---|
| 51 Ribu Jiwa di Kalsel Terdampak Banjir, Warga Mengungsi ke Ponpes |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Banjir-di-Rantau-Nangka-Kecamatan-Pengaron-Kabupaten-Banjar-Kalsel-Sabtu-25022023.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.