Semesta Mencegah Stunting

Kasus Stunting di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Meningkat, Ini Kata Dinkes HST

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Dinkes HST), secara riil pada 2022 dari 15.604 bayi balita ada 1.544 yang stunting.

Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Alpri Widianjono
PENERANGAN KODIM 1002 HST
Jajaran Kodim 1002/HST saat membagikan bantuan dari KASAD untuk anak stunting di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Kasus Stunting di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), mengalami peningkatan di 2022 dengan total kasus 1.544. 

Berdasarkan data dari BKKBN, total kasus stunting di Kabupaten HST dari 2021 sebanyak 29,6 persen dan meningkat di 2022 sebanyak 31,1 persen dengan selisih -1,5 persen hal ini sama dengan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.

Menggapai hal itu, Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinkes HST, Hj Siti Hasnah, SKM, MKes, saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp Messenger, Senin (3/4/2023), mengatakan, data BKKBN dan Dinkes Kalsel itu berdasarkan survei SSGI Nasional.

"Itu data yang dipakai sebagai acuan nasional dan juga dipakai untuk mengukur secara nasional," jelasnya.

Selanjutnya. Hj Siti Hasnah, mengatakan, penanganan atau intervensi biasanya menggunakan data E-PPGBM atau Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat.

"Dan hasil ini di entri rutin oleh petugas dengan hasil pengukuran rutin tiap bulan di posyandu. Proses pendataan ini memang by name by address," jelasnya.

Sedangkan untuk SSGI itu soal survei dan dilaksanakan secara random atau acak.

"Secara riil untuk tahun 2022 dari 15.604 bayi balita di Kabupaten HST, ada 1.544 yang stunting," jelasnya.

Data 2023  untuk kasus stunting usia 0 - 23 bulan kurang lebih 35 persen dan usia 24 - 59 bulan ada 65 persen dari jumlah stunting.

Terkait dengan fenomena tersebut, Dinkes HST terus berupaya melakukan penanganan berupa intervensi gizi spesifik yang ditujukan pada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan.

"Continue of care ini dilaksanakan berupa pelayanan bagi ibu hamil. Selain pemeriksaan terpadu ANC, ada kelas ibu hamil, pemberian PMT bagi bumil kekurangan energi kronis dan edukasi gizi untuk mencegah bayi berat lahir rendah yang berisiko menjadi stunting," jelasnya.

Pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita dilakukan melalui pemantauan tumbuh kembang baik di posyandu ataupun di Puskesmas yang berisi optimalisasi ASI ekslusif, imunisasi dasar lengkap, vitamin A, pengukuran penimbangan dan pemberian PMT.

"Selain itu, upaya yang tidak kalah penting adalah pelayanan kesehatan bagi remaja putri. Bagi remaja putri diedukasi agar minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia. Remaja putri anemia berisiko menjadi calon ibu yang tidak sehat," lanjutnya.

Pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin juga dilakukan dengan tujuan agar memiliki pengetahuan dan persiapan untuk kesehatan reproduksi, kehamilan dan pencegahan stunting.

"Kami berharap dengan upaya ini, kasus stunting di Kabupaten HST semakin menurun," jelasnya.

Untuk diketahui, terkait upaya penurunan stunting di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kodim 1002/HST juga telah membagikan bantuan dari Kasad kepada dua anak stunting di Desa Banua Rantau dan Desa Telang.

Bantuan yang diberikan berupa bantuan tambahan nutrisi kepada M Zaki Mubarak yang beralamat di Jalan Merdeka, Desa Banua Rantau RT 06 RW 03, Kecamatan Batang Alai Selatan, dan Adelia Putri yang beralamat di Desa Telang RT 06 RW 03, Kecamatan Batang Alai Utara.

(Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus Sene/*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved