Ekonomi dan Bisnis

Kisah Petani Padi di Jejangkit Kabupaten Barito Kuala, Dua Tahun Terpaksa Selalu Beli Beras

Sawah Salasiah selalu kebanjiran sehingga 2 tahun ini terpaksa beli beras, yakni di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel.

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUKHTAR WAHID
Petani bernama Salasiah, berdiri di belakang objek wisata Jejangkit Ecopark, bercerita daerahnya telah lama terendam banjir, yakni di kawasan bekas pusat perayaan akbar Hari Pangan Sedunia, Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (24/4/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Seorag petani, Salasiah berjalan kaki datang dari sawah di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (24/4/2023).

Lokasinya tidak jauh dari objek wisata Jejangkit Ecopark, Jalan Hari Pangan Sedunia, Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Batola.

Perempuan itu mengenakan caping untuk menutupi jilbab hitam, pakaian lengan panjang dan celana panjangnya basah kuyup.

Baca juga: Peredaran Thrifting di Kalsel Makin Marak, Pemprov Batasi Penjualan Pakaian Bekas di Kalsel

Baca juga: Belajar dari Kakek, Pengrajin Tabalong Ini Jual Baju Kulit Kayu Khas Dayak ke Pasar Internasional

Baca juga: Pemerintah Pusat Hapus Biaya Balik Nama dan Pajak Progresif Kendaraan, di Kalsel Segera Berlaku

Salasiah mengaku baru membersihkan lahan milik tetangganya yang akan dipersiapkan untuk komoditas pertanian hortikultura.

"Saya cuma mengambil upah membersihkan lahan untuk menanam buah dan sayuran," katanya.

Salasiah mengaku sebagai petani juga buruh tani untuk membersihkan lahan dari rumput dan tanaman air atau gulma yang menutupi lahan pertanian di kawasan setempat.

Baca juga: Wisata Kalsel pada Idul Fitri 2023, Jembatan Rumpiang Kabupaten Barito Kuala Ramai Pengunjung

Baca juga: Tarif Wisata Susur Sungai di Siring Menara Pandang Kota Banjarmasin Kalsel

Menurutnya, lahan pertanian padi miliknya masih terendam air banjir yang melanda kawasan Jejangkit sejak empat bulan yang lalu.

Tahun ini, Salasiah mengaku rumahnya terendam, di dalam kamar setinggi lutut kakinya. Tahun sebelumnya, bahkan sebatas pinggangnya.

"Saya berharap tahun ini banjir tidak terjadi lagi dan dapat menanam padi," katanya.

Baca juga: Idul Fitri 2023, Masyarakat Kunjungi Wisata Religi Makam Datuk Kandang Haji di Balangan Kalsel

Baca juga: Libur Lebaran 2023, Pengunjung Wisata di Sungai Manggasang Hantakan HST Membeludak

Selama banjir dua tahun itu, Salasiah mengaku terpaksa membeli beras.

Itu karena lahan pertanian miliknya seluas 20 borongan atau setengah hektare lebih tak bisa ditanami karena kebanjiran.

"Saya berharap banjir di Jejangkit ini dapat diatasi tahun ini, sebab  selama dua tahun ini, saya membeli beras, sedangkan pekerjaan tidak tersedia," katanya.

(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved