Berita HST
Mengikuti Persiapan Aruh Adat Baduduk Dayak Labuhan HST, Warga Gotong Royong Masak Lamang
Warga bergotong royong memasak lamang. Inilah salah satu kesibukan masyarakat Hindu Dayak di Desa Labuhan, HST mempersiapkan Aruh Adat Baduduk
Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Potongan bambu berisi beras ketan itu dijejer di tepi jalan dalam posisi miring.
Di bawahnya, api dari kayu bakar berkobar mematangkan lamang. Agar lamang harum, di bagian atas bambu diberi daun pandan.
Inilah salah satu kesibukan masyarakat Hindu Dayak di Desa Labuhan, Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Sabtu (27/5), mempersiapkan Aruh Adat Baduduk.
Aruh atau pesta ini merupakan tradisi masyarakat usai musim panen sebelum padi dikonsumsi atau dijual.
Baca juga: Hentikan Perjudian di Gelaran Aruh Adat di Desa Warukin, Polres Tabalong Amankan 1 Tersangka
Baca juga: Aruh Adat di Balangan Masuk Agenda Event Pariwisata Nasional, Dispora Rangkul Pelaku UMKM
Baca juga: Empat Kerbau Dikorbankan dalam Aruh Adat Membatur di Kapul Kabupaten Balangan
Kepala Adat Dayak Labuhan, Suan, mengatakan upacara Panca Yadnya Aruh Baduduk dilaksanakan setahun sekali setelah musim panen.
Panca Yadnya adalah lima upacara suci yang diselenggarakan umat Hindu Dayak dalam usahanya mencapai kesempurnaan hidup.
Aruh dilaksanakan di 28 rumah yang dihuni 96 umbun atau kepala keluarga. Pelaksanaannya bergiliran dengan jeda 2-3 hari.
“Aruh pertama dimulai pada 20 Mei 2023. Aruh berlangsung kurang lebih tiga bulan sampai tanggal 28 Agustus nanti,” jelasnya.
Untuk menggelar aruh, warga membuat sesajen dan sajian seperti lamang putih, kue pupudak, dodol merah, wajik, kue cangkaruk, kue cucur, bubur putih, ayam kampung, kelapa, pisang amas, pisang talas, pisang palembang, hingga gula merah.
Sajian seperti lamang nantinya dihidangkan kepada peserta serta tamu.
“Sebelum menggelar upacara sakral ini, Sandaran Balian atau tokoh adat Dayak Meratus melakukan ritual khusus seperti bamamang atau pembacaan mantra dan doa kepada Yang Maha Kuasa,” terangnya.
Menurut Suan, aruh adat Dayak Meratus ada beberapa tingkatan. Tingkatan terendah disebut Mahanyari, tingkatan sedang disebut Aruh Baduduk dan tingkatan tertinggi disebut Aruh Bawanang.
Untuk menggelarnya, sejumlah tahapan dilakukan warga. Untuk persiapan diawali dengan musyawarah keluarga, menyiapkan sarana dan prasarana, lalu basaruan atau mengundang seluruh warga.
Sedangkan tahap pelaksanaan di antaranya Basarah, Badarah Hidup, membuat perlengkapan Saji, Basaji, Bawanang, tahap ahir Bapamali dan Babagi Baras Banyiru.
“Dari tahapan-tahapan upacara Aruh Baduduk terdapat upacara yang juga mempunyai tahapan di dalamnya yaitu Badarah Hidup. Upacara itu tergolong upacara yang sangat penting sebelum upacara puncak. Karena upacara ini adalah upacara penyucian jiwa/penyelenggara upacara,” lanjutnya.
Kepala Bayi di HST Pecah karena Dua Kali Dibanting, Pelaku Dijerat UU Perlindungan Anak |
![]() |
---|
Harga Ayam di HST Alami Kenaikan, Stok Dipastikan Aman |
![]() |
---|
Suasana Haru Warnai Upacara Korps Raport Purna Tugas di Kodim 1002/HST |
![]() |
---|
Disnaker Sebut Tiga Pekerja di HST Alami PHK, Dua Sudah Selesai Diproses |
![]() |
---|
Motornya Dicuri, Pelajar di Pali Sumsel Sempat Dengar Suara Jupiter Z Dibawa Kabur Pelaku |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.