Berita Banjarmasin

Penuturan Bahasa Banjar di Kalangan Anak Muda Kalsel Mulai Tergerus

Pelatihan Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Daerah yang diadakan Balai Bahasa Kalsel di Hotel Aria Barito Banjarmasin, diikuti 68 orang.

Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD SYAIFUL RIKI
Pelatihan Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Daerah di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Penggunaan bahasa daerah pada kalangan anak muda di Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai tergerus. Bahkan, cenderung tak lagi digunakan.

Padahal, bahasa daerah merupakan kearifan lokal sekaligus aset untuk generasi masa depan.

Kondisi tersebut yang menjadi perhatian Balai Bahasa Provinsi Kalsel.

Sejak Senin (29/5/2023) , mereka kembali menggelar Pelatihan Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Daerah di Hotel Aria Barito Banjarmasin.

Baca juga: Dugaan Kekerasan pada Murid PAUD di Banjarmasin, Kanit PPA Polda Kalsel: Saksi Nanti Dipanggil

Baca juga: Dugaan Penganiayaan Murid PAUD di Banjarmasin, Pengamat Hukum Minta Ada Sanksi Tegas

Baca juga: Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina Sayangkan Ada Tindakan Kekerasan pada Murid PAUD

Kegiatan tersebut diikuti 68 orang calon pengajar utama Bahasa Banjar yang berasal dari Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Tapin.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalsel, Armiati Rasyid, menjelaskan ada beberapa penyebab penuturan bahasa Banjar mulai tergerus, khususnya di kalangan anak muda.

“Bisa jadi karena sikap anak muda itu sendiri sudah luntur dan tidak positif lagi terhadap Bahasa Banjar. Mereka merasa malu atau tidak percaya diri menggunakan Bahasa Banjar di depan umum,” katanya, Selasa (30/5).

Selain itu, tergerusnya penggunaan Bahasa Banjar bisa jadi karena lingkungan keluarga.

Baca juga: Bangunan di Jalan Ahmad Yani Km29 Banjarbaru Terbakar, Relawan Damkar Kesulitan Sumber Air

Baca juga: Api Membara di Lahan Tidur Gunungraja, Tim BPBD Kabupaten Tanah Laut Langsung ke Lokasi

Baca juga: Jago Merah Mengamuk, Dua Rumah di Bangkal Cempaka Banjarbaru Ludes Terbakar

Dia  menyebut ada kemungkinan kedua orangtua sang anak tidak memberikan pengetahuan tentang bahasa daerahnya sendiri.

“Faktor lain, akibat perkawinan campur antara daerah yang berbeda dan fenomena migrasi besar-besaran,” ujarnya.

Melalui pelatihan tersebut, Armiati berharap para pengajar yang menjadi peserta itu bisa berimbas terhadap daerah setempat, baik kalangan siswa dan guru lainnya.

Pelatihan berlangsung hingga Kamis (1/6). Ini merupakan pelatihan tahap ketiga yang dihelat Balai Bahasa Provinsi Kalsel.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan di Alalak Ditangkap Anggota Polres Batola, Seorang Polisi Terluka

Baca juga: Vonis 2 Tahun Penjara Terhadap Mantan Bendahara UPK PNPM Rantau Badauh Ahmad Kusairi

Baca juga: Hadiri Acara Pernikahan, Warga Kotabaru Kehilangan Uang Ratusan Juta dan Laptop Gegara Maling

Tercatat, total Balai Bahasa Provinsi Kalsel telah melatih 226 orang pengajar utama Bahasa Banjar untuk revitalisasi bahasa daerah pada tahun ini.

Materi yang disampaikan dalam pelatihan Bahasa Banjar ini, yakni praktik menulis puisi, menulis cerpen, bercerita, berpidato dan komedi tunggal.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved