Idul Adha 2023

Dekati Hari Raya Iduladha 2023, Harga Jual Sapi Bali Mulai Menanjak Jadi Segini

Hari Raya Idhuladha 1444 Hijriyah kian mendekat. Harga hewan ternak di Pasar Hewan Pelaihari terutama sapi pun mulai mengalami kenaikan

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
H MUHRAN bersama rekannya sibuk menaikkan sapi yang ia beli ke mobil pikap di Pasar Hewan Pelaihari, Senin (12/6) siang. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Hari Raya Idhuladha 1444 Hijriyah kian mendekat. Harga hewan ternak terutama sapi pun mulai mengalami kenaikan.

Penuturan salah seorang pedagang sapi, H Muhran, harga sapi jenis Bali mulai naik.

"Dua pekan lalu masih normal, hari ini naik sekitar Rp 1 juta," ucapnya, Senin (12/6/2023).

Ditemui di sela kesibukannya memilih sapi di Pasar Hewan Pelaihari di Kelurahan Saranghalang, Muhran menyebutkan harga sapi bali jantan usia sekitar dua tahun Rp 14,5 juta, taksiran dagingnya sekitar 70 kilogram.

Baca juga: Idul Adha 2023 - Penjualan Sapi Kurban di Karang Indah Kabupaten Batola, Harga Rp 21 Juta Per Ekor

Baca juga: 4.500 Sapi Masuk Kalsel Jelang Iduladha 2023, Disnak Tala Cek Sapi di Tiga Pintu

Baca juga: Jelang Iduladha, Pedagang Hewan Kurban di Banjarbaru Ini Sediakan hingga 1000 Ekor Kambing

Hari ini dirinya ke Pasar Hewan Pelaihari guna mencari lima ekor sapi bali untuk kurban. Semua adalah pesanan warga di daerahnya di Kabupaten Balangan, Kalsel.

Dua ekor sapi lainnya yang ia beli berusia 2,5 tahun seharga Rp 15.625.000 per ekor. Dagingnya diperkirakan sekitar 80 kilogram.

Ia mengatakan pada hari raya Iduladha tahun ini sekitar 40 ekor hewan kurban yang ia siapkan sesuai pesanan warga.

Seluruhnya ia rawat di kandang di belakang rumahnya sebelum nanti mendekati hari 'H' diantarkan kepada warga yang memesan.

Selama perawatan tersebut, paparnya, ada ongkos tambahan yakni Rp 20 ribu per karung rumput.

Muhran mengatakan keuntungan yang didapatkan tidak begitu besar. Rata-rata ia mendapat Rp 1 juta per ekor dengan masa perawatan/memelihara sekitar dua pekan.

Warga Desa Kalahiang, Kecamatan Paringin, ini menekuni profesi sebagai pedagang ternak sapi sejak 1993 silam.

Pengalaman getir pun pernah ia rasakan terutama saat awal sejak 1993 hingga 1995, ketika dirinya belum begitu bisa memilih sapi yang sehat.

"Pernah dulu suatu kali ketika membeli sapi Bali di Pasar Hewan Pelaihari. Awalnya sapinya kan tampak sehat saja, ternyata pas dekat Paringin mendadak sapinya sakit dan tidak bisa berdiri. Terpaksa langsung saya sembelih dalam perjalanan itu," paparnya.

Muhran mengatakan sejak dulu hingga sekarang selalu hilir mudik Paringin-Pasar Hewan Pelaihari. Setidaknya tiap dua pekan sekali dirinya ke pasar terbesar di Kalimantan itu.

Baca juga: Pesanan Hewan Kurban Kambing Masih Sepi, Peternak : Bari Terima Pesanan Aqiqah dan Perkawinan

Dari Paringin dirinya berangkat dinihari. Seperti dinihari tadi ia berangkat pukul 01.30 Wita. Agar tak ngantuk, ia tidur lebih awal yakni pukul 20.00 Wita.

Pukul 00.00 Wita ia bangun dan kemudian ke gerai ATM untuk mengambil uang. Selanjutnya berangkat menuju Pelaihari menaiki pikap bersama seorang rekan.

"Tiba di Pasar Hewan Pelaihari pukul 07.00 Wita," papar Muhran. (Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved