Religi

Ustadz Adi Hidayat Urai Anjuran dan Larangan di Bulan Zulhijjah, Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Ustadz Adi Hidayat menguraikan anjuran dan larangan di bulan Zulhijjah bagi umat Islam. Simak ceramahnay dibawah ini

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
kanal youtube Adi Hidayat Official
Ustadz Adi Hidayat. Dalam satu ceramahnya menguraikan anjuran dan larangan di bulan Zulhijjah bagi umat Islam. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menguraikan anjuran dan larangan di bulan Zulhijjah bagi umat Islam.

Di antara anjuran di Bulan Zulhijjah, Ustadz Adi Hidayat menyampaikan adalah menunaikan ibadah haji, kurban, dan puasa sunnah.

Meski berupa larangan, dikatakan Ustadz Adi Hidayat hal tersebut adalah hukumnya sunnah yang sebaiknya tidak dilakukan ketika memasuki 10 awal Zulhijjah terutama bagi yang ingin berkurban.

Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban, dikenal pula Hari Raya Haji dirayakan setiap tanggal 10 Zulhijjah dalam kalender Hijriyah.

Tahun ini pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis (29/6/2023). Sedangkan PP Muhammadiyah telah memutuskan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Rabu (28/6/2023).

Baca juga: Sebab Doa Tak Dikabulkan Allah, Ustadz Adi Hidayat Singgung Soal Jaga Makanan

Baca juga: Amalan Awal Bulan Zulhijjah yang Sayang Dilewatkan, Ustadz Abdul Somad Beri Penjelasan

Selain terdapat amalan-amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat muslim dikerjakan pada Hari Raya Idul Adha, ada pula larangan-larangan yang hukumnya juga sunnah.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan sebagaimana perintah Allah tertuang dalam rukun Islam, di bulan Zulhiijjah diperintahkan bagi umat Islam yang mampu untuk menunaikan ibadah haji.

Selain itu anjuran bagi kaum muslimin di bulan haji yakni menyembelih hewan kurban.

Ustadz Adi Hidayat menerangkan bagi setiap muslim beriman yang ingin berkurban, saat memasuki 10 awal Zulhijjah dilarang mencukur atau memotong semua rambut yang melekat di tubuh dan kuku yang melekat di jemari.

"Larangan dari Nabi SAW ini bersifat sunnah, jadi bukan haram hukumnya namun sunnah, dilarang memotong rambut dan kuku berlaku ketika hewan kurban sudah siap, sudah dibeli dan diatasnamakan," terang Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Sejak pembelian dan kesiapan hewan kurban itu, misalnya tanggal 1, 3, 5 atau 7 Zulhijjah maka sejak saat itu pula larangan potong rambut dan kuku diberlakukan.

Adapun dalil hadits dilarang memotong kuku dan mencukur rambut bagi yang berkurban disadur dari hadis HR. Muslim no. 1977 bab 39 halaman 152.

مَنْ كَانَ لَهُ ذِبْحٌ يَذْبَحُهُ فَإِذَا أُهِلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ

“Siapa saja yang ingin berqurban dan apabila telah memasuki awal Zulhijjah (1 Zulhijjah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berqurban.”

Baca juga: Lafal dan Bacaan Niat Puasa Zulhijjah, Keutamaan Puasa 10 Hari di Bulan Haji Diterangkan Buya Yahya

Baca juga: Jadwal Puasa Tarwiyah dan Arafah Idul Adha 2023, Ustadz Khalid Basalamah Urai Makna dan Hikmahnya

Hikmah larangan memotong kuku dan rambut sebelum berkurban, dijelaskan Ustadz Adi Hidayat adalah sama nilainya dengan orang yang memakai pakaian ihram dalam wukuf haji di Arafah.

"Maka apa yang berlaku bagi orang yang beribadah haji esensinya bisa didapatkan bagi umat muslim yang tidak berhaji, dan ibadah kurban keutamaannya untuk mendekatkan diri kepada Allah," papar Ustadz Adi Hidayat.

Nabi Muhammad SAW memahami tidak semua umat muslim mampu berangkat haji, sebab itu jika tidak sempat menunaikan haji maka bisa melakukan amalan yang esensinya bisa mendapatkan yang sama dengan orang yang sedang wukuf di Arafah.

Apabila menunaikan ibadah haji dan kurban belum mampu, umat Islam dapat melaksanakan amalan lain yakni puasa.

"Puasa tersebut adalah Puasa Arafah sebagaimana dianjurkan Nabi Muhammad SAW, yang dikerjakan berbarengan momentum wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah," ucap Ustadz Adi Hidayat.

Namun Puasa Arafah yang dikerjakan tak sekadar menahan lapar, haus dan hawa nafsu lainnya. melainkan sebagaimana orang wukuf di Arafah, banyak bermuhasabah, mengoreksi diri, mengenal kekurangan diri, dan lebih mengenali Allah.

Niat Puasa Arafah dan Kurban

Niat cukup di hati saja, bagi yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat Puasa Arafah dan Kurban:

-Niat Puasa Arafah (9 Zulhijjah)

 نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta'âlâ.

Artinya, "Aku berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah SWT."

-Niat Kurban di Hari Raya Idul Adha

نويت أن أاضحي للهِ تَعَالى

Nawaitu an udhahhi lillaahi ta’aalaa

Artinya, “Saya niat berkurban karena Allah Ta’ala.”

Bacaan Saat Menyembelih Hewan Kurban

doa menyembelih hewan kurban sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّيْ

Bismillaahi wallaahu akbaru allaahumma minka walaka - Allahumma taqobbal minni

Artinya : Dengan nama Allah (aku menyembelih), Allah maha besar. Ya Allah (ternak ini) dari-Mu (nikmat yang engkau berikan, dan kami sembelih) untuk-Mu. Ya Allah! Terimalah kurban dariku" (HR Muslim).

Namun secara umum, sah saja jika membaca doa singkat sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَ

Arab-Latin: Bismillahi wallahu akbar.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah dan Allah Maha Besar.

Simak Videonya

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved