Idul Adha 2023

Idul Adha 2023, Khatib Salat Ied di Setdaprov Kalsel Ingatkan tentang Niat dan Ikhlas

Idul Adha 2023. Ketua Majelis Tarjih PWM Muhammadiyah Kalsel sebagai khatib pada Salat Ied di halaman Kantor Setdaprov Kalsel, Banjarbaru, Rabu (28/6)

Penulis: Salmah | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/SALMAH SAURIN
Pelaksanaan Salat Ied Idul Adha di lapangan Setdaprov Kalsel di Kota Banjarbaru, Rabu (28/6/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Allah SWT menghendaki kita menjadi orang yang mampu. Mampu bersedekah,
mampu berzakat, mampu berkurban bahkan mampu naik haji. 

Dikatakan Drs H Tajuddin Noor SH MH, pada khutbah Idul Adha 1444 H di Lapangan Setdaprov Kalimantan Selatan (Kalsel) di Kota Banjarbaru, Rabu (28/6/2023), bahwa Allah SWT memberikan syari'at Islam yang mampu dikerjakan oleh hambanya.

"Namun kadang-kadang sebahagian kita salah cara dalam mengatur hidup, sehingga kita menjadi orang yang tidak mampu berkepanjangan. Syari'at slam itu akan dapat dilaksanakan asal ada kemauan yang kuat, niat yang ikhlas, serta perencanaan yang baik," katanya. 

Tajuddin yang juga Dewan Pertimbangan MUI Kalsel, mengatakan, misalnya ibadah qurban akan dapat dilaksanakan setiap tahun dengan jalan menabung setiap hari Rp 8.000 yang dikali 360 hari berjumlah Rp 2.880.000 cukup untuk berkorban satu orang.

Baca juga: Idul Adha 2023, Salat Ied di Masjid Hasanuddin Madjedie Banjarmasin Dipadati Ribuan Jamaah

Baca juga: Kabut Asap Tipis Ketika Salat Idul Adha 2023 di Lapangan Murdjani Kota Banjarbaru

Baca juga: Salat Ied di Lapangan Murdjani, Khatib Ingatkan Teladan dan Pelajaran dari Idul Adha

Demikian juga ibadah haji, kita menabung per hari Rp 10.000 dikali 360 hari berjumlah Rp 3600.000. Karena daftar tunggu hajji sekarang sampai 30 tahun, maka tabungannya berjumlah Rp108 juta, cukup untuk ongkos dua orang berangkat haji.

"Lihat binatang, anai-anai atau semut rayap yang mengangkut tanah sedikit demi sedikit akhirnya menjadi gundukan tanah yang besar dan menakjubkan. Seakan-akan tak mungkin semut yang sangat kecil dapat mengangkut tanah sebesar itu. Tetapi
itulah kenyataan yang dapat menjadi contoh bagi kita semua. Sehingga timbul peri bahasa sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit," kata Tajuddin.

Lanjutnya, kalau kita mampu membeli Surat kabar Rp 3.000 dan beli rokok sebungkus Rp 20.000 per hari, lantas kenapa untuk memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya kita tidak mampu?

"Memang, nafsu tidak pernah mengenal kepuasan. Pendapatan satu bulan hendak dihabiskan semuanya, bahkan tidak cukup, akhirnya besar pasak daripada tiang, besar belanja daripada pendapatan," imbuh Ketua Majelis Tarjih PWM Muhammadiyah Kalsel ini.

Baca juga: Jadi Khatib Sholat Ied di Pelaihari, Pimpinan Ponpes Banjarmasin Ini Ungkap Kisah Kakek Karto

Baca juga: Jemaah Muhammadiyah di Kota Pelaihari Berdatangan ke Stadion, Tunaikan Sholat Ied di Idul Adha 2023

Kapan kita dapat menjadi orang mampu, apabila kita mau menghemat tetapi tidak kikir dan bakhil, berbelanja sekadar yang diperlukan saja, Insya Allah kita akan dapat menabung yang akhirnya kita dapat menjadi orang yang mampum ampu berzakat perinfak mampu berkurban bahkan mampu naik haji sekali dalam seumur hidup. 

Barang siapa yang ada kelapangan tetapi tidak mau berkorban maka janganlah sekali-kali mendekati tempat shalat karni" (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

"Dan difardukan oleh Allah atas manusia berhaji ke Baitullah bagi mereka yang berkemampuan berangkat haji" (Al Imran 97)

Barang siapa yang sudah mempunyai bekal dan kendaraan yang dapat menyampaikannya ke Baitullah untuk mengerjakan Haji tetapi tidak dikerjakannya, maka tidaklah baginya mati kecuali seperti orang Nasrani atau yahudi" (HR Turmuzi).

Baca juga: Muhammadiyah Tanahlaut Potong 21 Hewan Kurban di Idul Adha 2023, Sebagian Disembelih Besok

Baca juga: Menjelang Idul Adha 2023, Tim Disnak Keswan Pantau Distribusi Sapi di Pintu Keluar Kabupaten Tala

Karena bagi yang berkemampuan untuk berhaji, masa tunggu sudah terpenuhi, wajib segera mengerjakan, jangan menunggu masa tua mumpung masih muda kalau sudah ada kemampuan dan memenuhi syarat-syaratnya tapi masih dilalaikannnya juga, maka ia berdosa karena kelalaiannya itu. 

Memang bagi kaum Muslimin yang sadar merupakan cita cita didalam hidupnya untuk mendapat menunaikan ibadah haji sebelum ia meninggal dunia.

Rupiah demi rupiah ia kumpulkan, setiap hari ia sisihkan dari penghasilan selama ini, akhirnya lama kelamaan ia mampu menyempurnakan rukun Islam telah melengkapi dirinya sebagai seorang muslim kaffah secara syar'i.

Namun bagi orang yang belum mampu tidaklah diwajibkan, artinya jangan dipaksakan diri untuk berangkat, supaya jangan menyengsarakan diri sendiri, keluarga yang ditinggalkan ataupun orang lain. 

Suasana salat ied Idul Adha 1444 Hijriyah di Masjid Hasanuddin Madjedie Banjarmasin.
Suasana salat Ied Idul Adha 1444 Hijriyah di Masjid Hasanuddin Madjedie Banjarmasin. (Banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)

Memang selain ongkos yang cukup, masa tunggu yang sangat panjang yang diperlukan kesabaran yang tinggi. 

Malah sebelum menyempurnakan ibadah haji, dia mesti menyempurnakan ibadah rutin, seperti shalatnya jangan ketinggalan, puasa Ramadhan tunai, zakat dibayar dan kewajiban agama lainnya .

Semua itu sebagai bukti bahwa ia seorang Muslim yang sejati, kemudian disempurnakan dengan berangkat hajji sehingga ia patut untuk mendapatkan haji yang mabrur. 

Sepulang berangkat haji, maka ia akan menjadi mujahidin, penegak kebenaran dan keadilan, menjadi muslim yang ta'at dan menjadi contoh bagi masyarakat.

Baca juga: Pengamat Politik UIN Antasari: Waspadai TPS Khusus di Pemilu 2024

Baca juga: KPU Kalsel Tetapkan 3.025.220 Pemilih, Siapkan 13.584 TPS untuk Pemilu 2024

Inilah yang dikatakan oleh Imam Nawawi; "Tanda ibadah seseorang itu diterima oleh Allah SWT (hajinya) kembali dari ibadah itu lebih baik dari sebelum ia berangkat dan tidak mengulangi dari maksiat."

"Sebenarnya, ibadah haji itu adalah untuk lebih memantapkan hati yang takwa yang sudah didapat dalam ibadah rutin, seperti shalat dan puasa kemudian disempurnakan oleh ibadah hajinya, maka ia mampu berdiri tegak laksana mercusuar memancarkan sinarnya kesegenap jurusan sebagai petunjuk jalan bagi kapal yang berlayar dalam kegelapan dan mampu bertahan dari hantaman badai kemungkaran yang dahsyat melanda negeri ini." urainya.

(Banjarmasinpost.co.id/Salmah Saurin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved