Idul Adha 2023

Jadi Khatib Sholat Ied di Pelaihari, Pimpinan Ponpes Banjarmasin Ini Ungkap Kisah Kakek Karto

Pelaksanaan sholat Hari Raya Idhulada 1444 Hijriyah 10 Dzulhijjah, Rabu (28/6/2023) pagi, keluarga besar Muhammadiyah di Kabupaten Tanahlaut (Tala)

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Murhan
BPOST GROUP/ROY
JEMAAH sholat Iduladha di halaman Stadion Pertasi Kencana, Pelaihari, menyimak khutbah Ustadz Muhammad Yusuf Rusli, Rabu (28/6) pagi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pelaksanaan sholat Hari Raya Idhulada 1444 Hijriyah 10 Dzulhijjah, Rabu (28/6/2023) pagi, keluarga besar Muhammadiyah di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), berjalan lancar.

Begitu pula di lokasi sholat ied di halaman Stadion Pertasi Kencana atau di depan kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Tala di kawasan Jalan A Syairani, Pelaihari.

Ustadz Muhammad Yusuf Rusli, pimpinan Panti Asuhan Sentosa yang beralamat di Jalan Belitung Darat, Banjarmasin, menjadi imam sekaligus khatib.

Dalam khutbahnya, ia mengupas pentingnya ibadah berhaji dan berkurban. Selalu ada jalan yang baik ketika meneguhkan niat untuk menunaikan ibadah tersebut.

Ketika Allah SWT memerintahkan suatu peribadatan sebagai bentuk penghambaan seorang insan, sebutnyaz ada baiknya kita bertanya ke dalam diri kita masing-masing; adakah Allah menginginkan kesulitan bagi hamba-hambaNya.

Baca juga: Muhammadiyah Tanahlaut Potong 21 Hewan Kurban di Idul Adha 2023, Sebagian Disembelih Besok

Allah SWT tidak menginginkan yang demikian. Sebaliknya Allah menginginkan kemudahan-kemudahan dan sekali-kali Allah tidak memberikan
beban yang tidak sanggup dipikul umat manusia.

Demikian juga syariat haji dan qurban, tidak ada suatu beban berat yang Allal
berikan. Sebagaimana yang Allah tegaskan di dam dalam surah Al
Baqarah ayat 286.

Ayat ini terlihat sebuah optimisme dalam tiap syariat Allah SWT yaitu bahwa tiap syariat Allah dan RasulNya akan dapat dilakukan oleh tiap orang beriman.

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Banjarmasin kemudian mengungkap cerita kakek Karto (68) tahun dari Jombang yang dapat menjadi pelajaran bagi umat muslim di negeri ini.

Dikatalannya, setelah menabung selama 20 tahun, meski seorang tukang becak, Kakek Karto bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Tak kalah mengagetkan, sebutnya, dengan izin Allah pada tahun
2017, seorang penambal ban yaitu pak Ismail Abdullah warga Banjarmasin yang biasa mangkal di Jalan Djok Mentaya mendapatkan panggilan Allah untuk menunaikan ibadah haji setelah sepuluh tahun mengumpulkan rupiah demi rupiah.

Perlu lima tahun menabung untuk mencukupi setoran awal sejak tahun 2007 hingga 2012.

Bersama sang ibu, tukang tambah ban itu menyetorkan setora awal ONH agar berangkatnya bisa lebih cepat dengan alasan mendampingi orangtua.

Setelah itu, lima tahun kemudian tepatnya tahun 2017, tukang tambah ban itu mendapatkan panggilan Allah untuk menyempurnakan rukun Islam yang kelima.

Lain lagi cerita nenek Marsiyem asal Blitar, papar Ustqdz Yusuf. Setelah menabung selama 20 tahun lebih, niat naik haji akhirya bisa terlaksana.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved