Aruh Adat Dayak di Tapin

Banyaru, Ritual Mandi Api Aruh Adat Dayak di Kabupaten Tapin Kalsel

Ritual Manyaru atau mandi api untuk menangkal bala bencana pada aruh adat masyarakat Dayak di Piani, Kabupaten Tapin, Kalsel.

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Alpri Widianjono
GUNAWAN UNTUK BPOST
Ritual Manyaru atau mandi api untuk menangkal bala bencana pada aruh adat masyarakat Dayak di Piani, Kabupaten Tapin, Kalsel. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Satu diantara rangkaian acara pada Aruh Adat di Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Provinsi  Kalimantan Selatan (Kalsel), yang terbilang ekstrem adalah Manyaru atau mandi api. 

Ritual ini dilakukan bagian daripada rangkaian doa-doa yang dibacakan saat ritual berlangsung. 

Terutama untuk menangkal bala bencana yang bisa menyebabkan alam maupun pertanian masyarakat rusak. 

"Api yang dimandikan ke badan secara langsung itu semacam analogi. Umpama disambar petir, kebakaran dan lainnya," ungkal Gunawan, warga Tapin yang sering mengikuti acara Aruh Adat di sejumlah desa di Kecamatan Piani.

Baca juga: Bapamali, Puasa Berkegiatan pada Aruh Adat Dayak di Piani Kabupaten Tapin

Baca juga: Bamamang, Ritual Membaca Mantra yang Selalu Ada pada Aruh Adat di Piani Kabupaten Tapin

Ia pun menjelaskan, kegiatan yang biasa dilangsungkan pada malam ketiga pada Aruh Adat Dayak di Tapin ini.

Aruh Adat ini menggunakan sabut kelapa atau ijuk dari pohon enam sebagai media untuk menyalakan api. 

Sambil diisi tarian di sekitar langgatan, beberapa orang Balian melakukan ritual Manyaru dengan menyapukan api ke badan secara langsung tanpa pembatas pakaian di kulit. 

Hingga saat ini, ritual Aruh Adat sebagai bentuk pengungkapan rasa syukur masyarakat Dayak di Pegunungan Meratus wilayah Kecamatan Piani masih bertahan. 

Baca juga: Uniknya Undangan Aruh Adat Dayak di Piani Kabupaten Tapin, Tidak Hanya Berupa Kertas Tulisan

Baca juga: Aruh Adat Dayak di Piani Kabupaten Tapin, Acara Puncak yang Bisa Dihadiri Tamu Undangan

Baca juga: Mengenal Ritual Aruh Adat Dayak di Kabupaten Tapin, Bentuk Rasa Syukur dengan Hasil Panen

Kegiatan rutin digelar setiap tahun dengan durasi yang berbeda, ada yang lima hari, tujuh hari, hingga sembilan hari. 

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved