Berita Tapin

Perjalanan Panjang Pedagang Pintul Balap, Asis Warga Asal Banjarbaru Bertekad Keliling Kalimantan

Lelaki asal Banjarbaru yang menetap di Pengaron Kabupaten Banjar ini menggunakan sepeda motor bebek untuk membawa rombong pentol.

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Edi Nugroho
(Banjarmasinpost.co.id/muhammad tabri)
Aksi Abdul Asis, pedagang Pintul Balap saat memacu sepeda motornya sambil berjualan pentol 

BANJARMASINPOST.CO.ID- Sekilas tak ada yang wah dari usaha berjualan pentol keliling yang dilakoni Abdul Asis.

Lelaki asal Banjarbaru yang menetap di Pengaron Kabupaten Banjar ini menggunakan sepeda motor bebek dan membawa rombong pentol seperti penjual pentol pada umumnya.

Namun yang menarik, stiker berbagai komunitas sepeda motor memenuhi kendaraan dan rombong alumunium Asis. Hal menarik lainnya adalah tulisan “Pintul Balap” di rombong dan pakaian Asis yang kental nuansa anak motor.

“Saya berjualan sambil touring,” ujar lelaki berusia 22 tahun ini, Jumat (4/8).

Baca juga: Banjarmasin Post, Bukan Sekadar Koran

Baca juga: Solar Subsidi untuk Nelayan

Diceritakan Asis, usaha berjualan pentol ia lakoni sejak duduk di kelas 3 Tsanawiyah, sekitar 7 tahun lalu. Ia mengikuti jejak sang ayah yang berjualan pentol dengan menggunakan gerobak pancal.

Tak ada rasa malu. Demikian pula saat SMA. Namun ketika itu ia menggunakan sepeda motor dan menyasar anak-anak motor di tempat mereka sering berkumpul.

Konsistensi membuat anak motor familiar dengan sosok Asis hingga pertemanan pun terjalin.

“Dari mereka inilah banyak dapat stiker. Jadi membuat Pintul Balap semakin eksis,” imbuh Asis.

Asis pun berjualan pentol dengan konsep touring. Asis sudah menjelajahi sejumlah daerah di Kalsel. Tidak hanya Kabupaten Banjar dan Banjarbaru, tetapi juga Tapin, Tabalong hingga perbatasan Kalsel-Kaltim di Gulung Halat. Sasarannya tidak lain, mengejar keramaian, terlebih komunitas motor.

“Berjualan jauh-jauh memang tidak selalu untung, bahkan terhitung rugi,” ungkap ayah satu anak ini.

Terbaru, ia menempuh ratusan kilometer ke Gunung Halat dan menghabiskan Rp 1,2 juta. Sedangkan hasil jualan hanya Rp 2 juta. Menurutnya, ini jelas rugi karea ada modal yang harusnya dipulihkan. Namun apa mau dikata, ia juga merasa ada kepuasan tersendiri.

Baca juga: Tajuk - Tertibkan Dulu di Depan Mata

Sebagai penjual pentol jarak jauh, Asis sering mendapat masalah dalam perjalanan, terutama kerusakan sepeda motor. Namun berkat banyak kenalan anak motor, ia selalu mudah dapat pertolongan.

Ditanya mengenai motivasi berjualan pentol dengan konsep touring, Asis mengaku tidak lain karena kecintaan ya terhadap dunia motor. Terlebih lagi ia juga masih tergolong muda.

“Awalnya memang malu juga, tapi mau bagaimana lagi, ada keluarga yang harus dipenuhi keperluannya,” terang Asis.

Setiap hari ia harus bangun pagi menyiapkan segala sesuatunya untuk diangkut berjualan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved