Berita Viral

Viral Bocah di Papua Tukar Pisang Demi Bisa Makan Mie Instan, Kisahnya Bikin Haru

Demi bisa menikmati sepiring mie instan, seorang bocah di Papua rela tukar dengan satu tandan pisang hingga viral di TikTok

Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Edi Nugroho
akun @_wike.afrilia
Viral Bocah di Papua Tukar Pisang Demi Bisa Makan Mie Instan, Kisahnya Bikin Haru Berita Viral 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Demi bisa menikmati sepiring mie instan, seorang bocah di Papua rela tukar dengan satu tandan pisang hingga viral di TikTok.

Bocah tersebut bahkan tampak membawa sendiri pisang yang ingin ditukarnya meski terlihat cukup berat.

Kisah haru bocah tersebut viral di TikTok usai diunggah oleh akun @_wike.afrilia_, Kamis (3/8/2023) lalu.

Dalam unggahannya wanita yang berprofesi sebagai seorang Nakes tersebut memperlihatkan seorang bocah sedang membawa satu tandan pisang di depan rumahnya.

Baca juga: Viral Pencurian Tali Pocong Wanita di Kuburan Kabupaten Cirebon, Penyebab Meninggal Turut Diungkap

Baca juga: Viral Pencurian Tali Pocong Wanita di Kuburan Kabupaten Cirebon, Penyebab Meninggal Turut Diungkap

Rupanya bocah tersebut ingin menukar pisang yang dibawanya dengan beberapa bungkus mie instan.

"Adek Rian, dia datang bawa pisang karena ingin makan Supermi," paparnya.

Dengan wajah lugu dan malu-malu, bocah tersebut menyerahkan satu tandan pisang yang masih berwarna hijau.

Setelah meyerahkan pisang yang dibawanya, bocah tersebut mendapat beberapa bungkus mie beserta telur ayam serta sejumlah jajanan.

Ia pun segera membawa mie beserta telur yang didapatnya pulang ke rumah.

"Sedari kecil mereka sudah berusaha sendiri untuk bisa makan, tapi tidak dengan cara meminta-minta," tulis pemilik akun.

Baca juga: Viral Penemuan Gading Gajah Purba di Kota Sragen Jawa Tengah, Penemunya Dapat Hadiah Ini

Baca juga: Viral Sepasang Pengendara Motor di Nganjuk Tebar Uang Saat Tengah Malam, Tujuannya Bikin Merinding

Aksi sang bocah yang menukar pisang dengan mie itu pun turut membuat warganet merasa haru.

Tak sedikit pula diantara mereka yang memuji aksi bocah tersebut karena enggan meminta-minta.

"gita dinara: bagi mereka makan supermi adalah makanan mewah,"

"cicak pargoy : pengen pas udah sukses mau bantu orang orang Papua yang membutuhkan,"

"Yohana Setia Risli : Dia kuat banget ngangkat pisang 1 tandan,"

"Vikal Drianito : ihhh kasihan di papua masih harus barter gak minta nangis bgt,"

"dr. Anissa Florence, CIMI : Kak makasi banget ditambahin telur jugaa,"

Komentar sejumlah warganet.

* Harga Mie Instan di Papua

Harga satu dus Mie instan di pedalaman Pegunungan Bintang Papua, mungkin termahal di Indonesia bahkan dunia.

Selain itu, harga beras di tempat itu juga terbilang sangat mahal.

Mahalnya harga Bahan Pokok tersebut lantaran di daerah pedalaman tersebut memang sangat susah dijangkau.

Hal tersebut lantaran kawasan itu masih terisolir dan tertinggal.

Sehingga untuk menjangkau wilayah itu perlu waktu yang lama dan transportasi udara.

Maka harga bahan pokok pun melangit di wilayah itu.

Berikut adalah harga bahan makanan di wilayah Pegunungan Bintang Papua dikutip dari Kompas.com:

1. Satu bungkus mie Rp 25 Ribu

Harga satu kardus mi instan dijual seharga Rp 1 juta bahkan ada satu kardus mi instan ditukar dengan emas dua gram.

"Mi instan satu karton kalau ditukar dengan emas itu, dua gram, satu karton Rp 1 juta, satu bungkus Rp 25.000," kata salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Maining Hengki Yaluwo di Korowai, Rabu (1/7/2020).

2. Beras bisa 10 Kilogram ditukar emas 4 gram

Beras 10 kilogram itu emas empat gram, kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta," kata dia.

3. Satu kaleng ikan Rp 150 Ribu

Selain bahan makanan pokok, harga bahan lain juga cukup tinggi.

Satu ikan kaleng berukuran besar dijual seharga Rp 150.000.

4. Ponsel Dibanderol setara emas 10-25 gram

Sedangkan untuk ponsel dibanderol seharga 10 gram sampai 25 gram emas.

Wilayah Korowai, Kabupaten Pegunungan Bintang masuk kawasan terisolir dan tertinggal.

Kawasan Korowai sendiri diapit lima kabupaten, yakni Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yakuhimo, Kabupaten Asmat, Kabupaten Boven Digooel, dan Kabupaten Mappi.

Walapun diapit lima kabupaten, kawasan tersebut belum pernah tersentuh pembangunan

Untuk menjangkau wilayah tersebut, warga harus menggunakan helikopter dari Kabupaten Boven Digoel.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan menggunakan long boat dari Boven Digoel selama satu hari dan berjalan kaki selama dua hari menuju kawasan tambang Korowai.

Ben Yarik salah satu pemilik dusun Kali Dairam Korowai di Maining 33, mengatakan, suku Korowai adalah penghuni asli kawasan itu.

"Bertahun-tahun pemerintah tidak pernah membangun Korowai, Tuhan yang memberikan hasil emas bagi kami, sehingga kami bisa menambang dan membantu kami," kata Ben.

Ben mengatakan, tambang emas tradisional adlah salah satu mata pencaharian masyarakat setempat.

Ia berharap pemerintah tak menutup penambangan tradisional itu karena kawasan tambang tradisional itu menghidupi ekonomi masyarakat sekitar.

"Kasihan ini, banyak masyarakat tidak lagi diperhatikan dan terus tertinggal. Selagi masih ada emas yang menjamin," ujarnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved