Tajuk
Waspada Uang Raib Mendadak
Banyak orang bertanya-tanya, kok bisa hal tersebut terjadi. Bukankah seharusnya aman, karena bank memiliki sistem keamanan lebih ketat
KASUS raibnya uang yang tersimpan di rekening bank bikin resah. Banyak orang bertanya-tanya, kok bisa hal tersebut terjadi. Bukankah seharusnya aman, karena bank memiliki sistem keamanan lebih ketat sehingga terhindar dari bahaya pencurian?
Tapi nyatanya kecanggihan teknologi saat ini memang tak bisa diabaikan. Kini dengan mudahnya uang dalam tabungan berpindah tangan dengan tiba-tiba. Pelaku dengan mudah memindahkan tabungan orang lain dalam waktu singkat. Inilah yang perlu diwaspadai. Salah satunya penipuan dengan modus rekayasa social atau lebih dikenal social engineering.
Apa itu social engineering? Istilah yang mungkin masih cukup asing di telinga sebagian orang di Tanah Air. Namun, hampir semua orang sejatinya pernah mengalami percobaan target social engineering.
Baca juga: Warga Dusun Bayu Tak Lagi Kesulitan Air, Wakapolres Balangan Ikut Saksikan Pembangunuan Sumur Bor
Baca juga: Gerindra Optimistis Demokrat Gabung Dukung Prabowo Subianto
Dikutip dari Harian Kompas, social engineering adalah tindak kejahatan yang memanipulasi psikologis korban untuk membocorkan data pribadi. Korban paling umum dari social engineering adalah nasabah perbankan.
Untuk mencegahnya, masyarakat perlu mewaspadai dan mengecek kebenaran informasi atau tawaran dari pelaku kejahatan kepada petugas resmi bank bersangkutan. Selain nasabah bank, korban umum lain dari social engineering adalah pemilik dompet digital (e-wallet), belanja daring, akun media sosial, investor instrumen investasi, dan pelanggan dari suatu layanan jasa perusahaan.
Media yang digunakan pelaku untuk mendekati korban beragam, antara lain telepon, layanan pesan singkat (SMS), e-mail, dan media sosial. Adapun data perbankan yang perlu dijaga oleh nasabah antara lain nomor rekening, nomor kartu, PIN, username dan kata sandi digital banking, dan OTP.
Apabila mendapat notifikasi melalui SMS/e-mail atas transaksi yang tidak dilakukan, nasabah sebaiknya langsung melaporkan ke pihak dan dan meminta untuk memblokir rekeningnya dari segala jenis transaksi.
Namun hal menarik dari kejahatan siber ini hendaknya pihak bank juga mempunyai cara yang lebih
Baca juga: Prabowo Subianto Disukai Pemilih Jabar. Ini Daya Tariknya
canggih agar nasabahnya lebih merasa aman. Tidak hanya berkata itu kesalahan pengguna gadget dikarenakan sembarangan klik aplikasi.
Tidak semua nasabah paham akan serangan social engineering. Apalagi modus dari pelaku penipuan kian canggih. Mulai dari kirim undangan (APK) hingga bentuk lain yang tak disadari menggiring nasabah melakukan beberapa langkah merugikan diri sendiri.
Jika korbannya secara tidak sengaja atau tidak sadar memberikan informasi rahasia, maka pelaku social engineering akan melakukan eksekusi membobol rekening dengan informasi yang sudah didapat. Edukasi ke nasabah dan pengetatan keamanan dari pihak perbankan harus saling melengkapi sehingga kejahatan siber bisa diantisipasi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.