Berita Batola

SDN Bahandang 2 Kabupaten Batola yang Minim Murid, Gedung Rusak, Dibayangi Banjir dan Karhutla

SDN Bahandang 2 terletak di Jalan Transmigrasi RT 06, Desa Bahandang, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalsel).

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUKHTAR WAHID
Terlihat 5 murid, dari total hanya 8 murid, berjalan pulang menuju rumah dari SDN Bahandang 2, kawasan transmigrasi, Desa Bahandang, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (16/9/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Hanya ada delapan murid di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bahandang 2.

Sekolah ini beralamat di Jalan Transmigrasi RT 06, Desa Bahandang, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Di antara anak-anak itu, paling jauh rumahnya berjarak 1,5 kilometer dari SDN tersebut.

Sekolah ini dibangun pemerintah, bersamaan dengan keberadaan Unit Permukiman Transmigrasi Bahandang pada 2004.

Akses menuju sekolah itu hanya jalan kecil. Melintasi jembatan kayu ulin yang rusak karena terbakar.

Baca juga: Sosialisasi Penataan Pedagang di Pasar Marabahan dan Penertiban Pedagang Bermobil di Handil Bakti

Baca juga: Menjelang Pemilu 2024, Bawaslu Ajak Masyarakat Kabupaten Barito Kuala Jadi Pengawas Partisipatif

Ada lima tenaga pengajar, termasuk kepala sekolah.

Tiga gedung di kompleks SDN Bahandang 2.

Namun, dua gedung tidak bisa ditempati sama sekali karena kondisinya yang sangat memprihatinkan.

Tersisa, satu-satunya gedung yang terdiri dari dua ruangan yang bisa dimanfaatkan, yaitu untuk ruang kelas belajar dan ruang dewan guru.

Itupun, yang ruang kelas, disekat menjadi dua. Mengingat, jumlah murid yang minim.

Baca juga: Usai Panen Saweran di Pesta Crazy Rich Kalsel: Tasya dan Lala Pamer Rumah, Happy Asmara Naik Moge

Baca juga: Sosok Maulana Ardiansyah yang Tampil di Pesta Crazy Rich Kalsel Malam Ini, Viral Lewat Dermaga Biru

Rinciannya, kelas IV ada dua murid digabung dengan kelas II ada tiga murid, kelas III ada dua murid dan kelas VI ada satu murid.

"Sedangkan kelas V dan kelas I tahun ini tidak ada murid," kata Hidayatullah, guru kelas VI.

Guru Hidayatullah mengajar sejak 2005 . 

Warga Kabupaten Banjar itu mengaku awalnya diminta mengajar karena kekurangan guru dengan status tenaga harian lepas atau honorer.

"Ada enam guru kelas dan satu kepala sekolah," ujar Hidayatullah yang lulus sebagai PNS pada 2014.

Baca juga: Kebakaran di Landasan Ulin Timur Kalsel Hanguskan Dua Rumah, Api dari Rumah Kosong

Baca juga: Kebakaran Jelang Tengah Malam di Desa Telaga Hanyar HSU, Kandang Ayam dan Rumah Hangus Terbakar

Seiring berjalannya waktu, hanya dia yang bertahan. Sedangkan guru kelas lainnya selalu berganti-ganti.

Kini, Hidayatullah menjadi guru Kelas VI. Setiap hari mengajar satu murid perempuan, warga transmigrasi.

Ada banyak alasan yang menyebabkan guru memilih pindah ke sekolah lain.

Itu karena kondisi akses jalan menuju sekolah, kerap kebanjiran bila musim hujan yang membuat sepeda motor para guru mogok dan rusak mesinnya kemasukan air.

Ancaman penyakit karena kabut asap, dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Baca juga: Ketar-ketir Padamkan Api, Warga Desa Hiyung Tapin Gunakan Ember hingga Batang Pisang

Baca juga: Tipu Muslihat Susanto Dokter Gadungan yang Pernah Beroperasi di Kandangan HSS Kalsel, Data Facebook

Bahkan, para guru harus berjibaku memadamkan kebakaran lahan yang mendekati sekolah.

Hidayatullah memilih tidak pindah karena ingin melihat anak didiknya menjadi orang besar.

"Kalau semua guru pindah, bagaimana proses belajar di sekolah ini. Saya yakin murid dari SDN Bahandang 2 ada yang menjadi orang besar nantinya," pungkas dia.  

(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved