Berita Tanahlaut

Tetap Enjoi Belajar, Siswa di Sekolah Rawan Karhutla di Tala Ini Ngaku Sudah Terbiasa Terpapar Asap

Meski berada di daerah rawan terpapar kabut asap, namun pelajar di tiga sekolah di Tala ini tetap enjoy belajar

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
BEBERAPA pelajar SDN 1 Benuaraya beraktivitas olahraga di halaman sekolah setempat, Rabu (4/10/2023) pagi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Beberapa sekolah di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), berada di kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Karenanya, kabut asap pun juga tetap menyelubungi.

Setidaknya ada tiga sekolah yang cukup berisiko terdampak kabut asap.

Semuanya berada di wilayah Kecamatan Batibati yaitu yaitu SDN 2 Pandahan di Desa Pandahan, SDN 1 dan 2 Benuaraya di Desa Benuaraya.

Dari tiga sekolah tersebut yang paling rentan terpapar kabut asap yakni SDN 2 Pandahan karena kawasan di sekitarnya masih banyan lahan tidur berupa semak belukar yang juga masih kerap terbakar, belakangan ini.

Baca juga: Kenaikan Kasus ISPA di Wilayah Rentan Karhutla di Tala tak Seberapa, Penyakit Lain Meningkat

Baca juga: Belajar Mengajar di Sekolah Rawan Karhutla di Tala Masih Lancar, Malam Hingga Pagi Pekat

Baca juga: Strategi Terbaru Pemkab Tala Atasi Karhutla Bersama Stakeholder, Api Masih Sering Berkobar

Pantauan Rabu (4/10/2023) kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terletak di tepi jalan raya A Yani di jalur Pelaihari-Banjarmasin itu masih normal.

Hingga pukul 09.30 Wita saputan asap belum sepenuhnya sirna. Di jalan raya setempat, pada rentang jarak sekitar 300 meter saputan asap tipis masih tampak jelas.

Pelajar setempat terlihat tetap enjoi belajar. Ketika Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tala Abdillah bertandang ke sekolah tersebut menjelang siang, beberapa murid terlihat beraktivitas olahraga di halaman.

Mereka pun antusias menyalami Abdillah. Ada yang mencium tangan pejabat eselon II itu, ada pula yang salam tos. 

Murid-murid itu senang mendapat masker dari Abdillah dan masing-masing langsung mengenakannya.

Kepada banjarmasinpost.co.id mereka mengaku telah terbiasa terpapar kabut asap. Hal itu terutama dirasakan saat masih berada di rumah.

"Kalau subuh tebal banget asapnya," ucap Reza, pelajar kelas 3 SDN 2 Pandahan.

Empat orang temannya yaitu Fajar, Rehan, Farid, dan Rama mengiyakan pernyataan Reza tersebut. 

Mereka menuturkan aroma asap cukup terasa saat tengah malam hingga subuh. Menurut mereka kondisi itu membikin bernapas menjadi tak nyaman.

Setelah matahari terbit dan matahari mulai beranjak meninggi, kabut asap perlahan mulai menipis. Karena itu hingga saat ini mereka tetap bisa bersekolah seperti biasa.

Pantauan di SDN 1 Benuaraya yang juga berada di kawasan rawan karhutla, pelajar setempat juga tetap belajar secara normal.

Baca juga: Cegah Kematian Akibat Kemarau, Petani Jambu Kristal di Tala Pangkas Batang Hingga Sependek Ini

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved