Berita Tanahlaut

Strategi Terbaru Pemkab Tala Atasi Karhutla Bersama Stakeholder, Api Masih Sering Berkobar

Strategi baru mengatasi karhutla akan segera diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tala bersama stakeholder

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
banjarmasinpost.co.id/idda royani
ANGGOTA Manggala Agni berjibaku memadamkan api di kawasan bondong di Desa Gunungraja, beberapa waktu lalu. Hingga saat ini api masih kerap berkobar. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Masih terus berlangsungnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), kian memunculkan dampak yang kompleks.

Strategi baru mengatasi karhutla akan segera diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tala bersama stakeholder terkait. Ini mengingat upaya yang selama ini dilakukan tak kunjung mampu mengatasi kemunculan titik api.

Informasi dihimpun Selasa (3/10/2023), api masih masih sering berkobar di sejumlah wilayah di Tala. Terutama di Kecamatan Batibati, Tambangulang, Kurau, dan Pelaihari.

Kabut asap pun kembali kerap menerpa belakangan ini. Jarak pandang terbatas dan lalu lintas tersendat saat dinihari hingga menjelang terbit matahari.

Baca juga: KPU dan Bawaslu Kalsel Kena Sentil, Sejumlah Bacaleg Curi Start Cantumkan Nomor Urut di Baliho

Baca juga: Danrem 101/Antasari Ditugasi Atasi Karhutla Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, tak Hilang 100 Persen

Penjabat Bupati Tala H Syamsir Rahman menuturkan kebakaran lahan yang masih kerap terjadi merupakan lahan gambut. Api menjalar di bagian bawah sehingga pemadaman melalui penyiraman jalur atas menjadi kurang efektif.

Karena itu diperlukan cara baru yakni melakukan perendaman terhadap lahan gambut tersebut. Dengan begitu api dengan sendirinya akan mati dan api juga menjadi sulit berkobar.

"Tinggal kita cari sungai untuk mengalirkan air ke lahan gambut itu. Biarkan mesin pompa airnya jalan (hidup) hingga delapan jam hingga lahannya basah. Ini kunci utamanya," sebut Syamsir.

Ia mengatakan cara tersebut telah pernah ia praktikkan langsung di lokasi karhutla di belakang Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru. Hasilnya cukup efektif.

Saat ini, sebut Syamsir, tinggal melakukan identifikasi lokasi dan kesiapan mesin-mesin pompa air pertanian yang ada. Jika tak memadai, maka bisa meminta bantuan mesin dari pemerintah provinsi.

Baca juga: Heboh Pemuda di Ujungbatu Tanahlaut Diduga Mabuk, Ngamuk Hingga Kepala Berdarah karena Hal Ini

Dikatakannya, wilayah rawan karhutla di Tala juga masuk ring 1 bandara sehingga perlu penanganan yang efektif. Jika semua pihak bersatu padu mulai dari unsur BPBD, TNI, Polri diyakini permasalahan tersebut dapat diatasi.

Karhutla yang disertai kabut asap yang terjadi saat ini, kata Syamsir, tidak boleh terulang lagi tahun depan. Jika masih terulang berarti ada satu kesalahan besar.

Berdasar pengalaman yang terjadi saat ini, sebutnya, diperlukan sumber-sumber air yang harus disiapkan secara terencana. Termasuk untuk penyediaan air bersih kepada masyarakat pada musim kemarau.

Pada kondisi saat ini dikatakannya sangat kasihan masyarakt ketika ada keluarga meninggal kemudian kesulitan memandikan jenazah. Begitu juga ketika ada ibu melahirkan.

Bahkan ketika ada beras sekali pun jika tidak ada air, maka masyarakat juga tak bisa memasaknya. Betapa sangat pentingnya penyediaan air untuk kehidupan.

Dirinya berterimakasih kepada jajaran kepala dinas Pemkab Tala yang tulus ikhlas bergerak membantu memasok air bersih untuk membantu warga yang kesulitan air bersih.

Dirinya memantau secara langsung mereka siang malam turun mendistribusikan air bersih untuk warga. Begitu pula dari TNI/Polri serta dari dewan juga telah turut turun.

"Semua bergerak membantu masyarakat hingga datangnya hujan. Jangan sampai masyarakat tak ada air, semoga yang kita lakukan menjadi ladang ibadah," tandasnya.

(banjarmasinpost.co.id/idda royani)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved