Karhutla Kalsel

Belum Tetapkan Status Tanggap Darurat Karhutla, Begini Alasan Pemprov Kalsel

Wamen LHK Alue Dohong minta Pemprov agar status bencana Karhutla Kalsel ditingkatkan menjadi tanggap darurat karhut. Tapi, pemprov belum melakukan.

Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD RAHMADI
Sukarelawan pemadam kebakaran swasta saat berupaya memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jalan Guntung Damar, ring 1 Bandara Internasional Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (4/10/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Karhutla Kalsel. Dampak kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan meluas.

Saat ini, kabut asap semakin marak, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pun terus melonjak.

Sedangkan Pemprov Kalsel masih mempertahankan status siaga.

Meskipun Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Alue Dohong, telah meminta status tersebut ditingkatkan menjadi tanggap darurat karhutla.

“Belum ada arahan dari pimpinan. Jadi, untuk peninggkatan status itu merupakan kewenangan kepala daerah, masih dikoordinasikan dulu,” ucap Kasubbid Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Ariansyah, Rabu (4/10/2023).

Baca juga: Kabut Asap Karhutla - Mulai 5 Oktober 2023, Disdikbud Kalsel Berlakukan PJJ ke SMA, SMK dan SLB

Baca juga: Karhutla Kalsel - Begini Penjelasan RS Syifa Medika Banjarbaru atas Kondisi Wamen LHK Alue Dohong

Dalam menetapkan status tanggap darurat, Ari menyebut ada beberapa indikator.

Antara lain, jumlah yang terdampak meluas, termasuk terhadap penerbangan pesawat.

Kemudian, peningkatan dampak terhadap kesehatan warga.

“Ada beberapa poin lain lagi dan itu diputuskan melalui rapat atas kewenangan kepala daerah,” ujarnya.

Hingga kini, Ari menyebut Pemprov Kalsel fokus pada penanganan.

Baca juga: Setelah Tangani Karhutla di Kalsel, Wamen LHK Alue Dohong ‘Ambruk’

Baca juga: Karhutla Kalsel - Disdik Banjarmasin akan Bahas tentang Sekolah yang Tak Menerapkan PJJ

Upaya pembasahan sampai penambahan Heli Water Bombing.

Selain itu, pihaknya kembali melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Upaya untuk membuat hujan buatan dilaksanakan mulai Kamis (5/10) hingga tujuh hari ke depan.

Berdasar perkiraan BMKG, ada potensi hujan ringan yang mengguyur beberapa wilayah di Kalsel.

Dengan itu, Ari berharap, TMC bisa memberikan dampak terhadap maraknya karhutla dan kabut asap.

Baca juga: Terganggu Kabut Asap, Dua Sekolah di HSU Terapkan Pembelajaran Secara Daring

Baca juga: Tetap Enjoi Belajar, Siswa di Sekolah Rawan Karhutla di Tala Ini Ngaku Sudah Terbiasa Terpapar Asap

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved