Berita Banjarmasin

Kondisi Asli Saluran Air di Kota Banjarmasin, Pengamat Tata Ruang: Sebagian Besar tak Penuhi Syarat

Pengelolaan drainase perkotaan di Banjarmasin harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dari perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaj

Penulis: Frans Rumbon | Editor: Edi Nugroho
Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
Ilustrasi: Pekerja menyiram badan Jalan A Yani guna mengatasi debu atau kotoran ceceran tanah dari aktivitas proyek penataan drainase dan pedestrian setempat, Minggu (13/8/2023). 

News Analysis
Nanda Febryan Pratamajaya ST MT
Pengamat Tata Ruang Kota

BANJARMASINPSOT.CO.ID-Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dari perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan ditunjang partisipasi masyarakat.

Ada dua permasalahan yang paling menonjol dalam sistem drainase di Kota Banjarmasin yaitu rumah di atas rawa/ tanah gambut dan rumah di bantaran atau di badan sungai.

Sebenarnya rawa adalah media penyimpan air yang sangat baik. Perumahan yang mengurug total seluruh arealnya harus menyediakan saluran-saluran untuk sistim drainase dengan kapasitas yang harus mencukupi untuk curah hujan sesuai dengan intensitas design.

Pada perumahan yang diurug sebagian, jika permukaan jalan sudah di atas level pasang tertinggi, umumnya tidak menyediakan lagi saluran drainase atau saluran dengan kapasitas kecil saja.

Baca juga: Meriahkan Hari Sumpah Pemuda 2023, Sanggar ABG Politala Sukses Pukau Warga Banjarbaru

Baca juga: Update Harga BBM Terbaru di SPBU Pertamina 29 Oktober 2023, Cek Harga Pertalite di Jawa & Kalimantan

Curah hujan sebagian besar akan mengalir ke bagian yang tidak diurug yaitu kolong dan bagian lainnya.

Mengenai pelaksanaan konsep ekodrainase (drainase ramah lingkungan) secara terpadu, pengelolaan harus ditunjang dengan usaha seperti pemulihan kualitas air dan pengelolaan sampah.

Secara umum permasalahan drainase di Kota Banjarmasin dapat disimpulkan yakni dimensi saluran yang sebagian besar tidak memenuhi syarat.

Selain itu banyaknya sedimentasi. Kemudian inlet dari jalan ke saluran tidak berfungsi, banyak gulma yang tumbuh di saluran/sungai sehingga menghambat aliran air.

Pengaruh pasang yang mengakibatkan jalan/saluran tergenang mempersulit pengaliran air ke outlet sungai. Serta

pemanfaatan MCK dan pembuangan sampah ke saluran atau sungai sehingga menutup saluran drainase dan penyempitan alur sungai dan anak sungai atau penutupan saluran drainase membuat daya tampung tidak mencukupi lagi.

 

Baca juga: Pagi Ini Merah Putih Berkibar di Pesisir Manggisan Tanahlaut, Pohon Penghijauan Turut Ditanam

Berdasarkan kondisi drainase saat ini dan hambatan-hambatan yang ditemui serta kondisi drainase yang diinginkan, maka hendaknya disusunlah strategi untuk menyusun rencana dan pelaksanaan pembangunan drainase.(Banjarmasinpost.co.id/frans rumbon)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved