Ekonomi dan Bisnis

IHSG Kembali Menguat sebagai Dampak dari Keputusan The Fed

ada akhir perdagangan sesi I, Kamis (2/11), IHSG bangkit 1,64 persen (129 poin) ke level 6.751.

Penulis: Mia Maulidya | Editor: Alpri Widianjono
TRIBUNNEWS.COM/SYAHRIZAL SIDIK
ILUSTRASI - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Harga emas yang mengalami tren penguatan sejak akhir Oktober 2023  hingga mencapai rekor Rp 980.000 per gram per Kamis (2/11/2023), turut menyita perhatian investor Pasar Modal.

Disampaikan oleh Marketing Officer IPOT Banjarmasin, Firda Yusliani, menuturkan, pada penutupan perdagangan sesi II Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak rebound.

Pada akhir perdagangan sesi II, IHSG bergerak rebound. Pada akhir perdagangan sesi I, Kamis (2/11), IHSG bangkit 1,64 persen (129 poin) ke level 6.751.

"Pasar Asia pada hari ini terlihat menguat tajam, hal ini diperkirakan para investor merasa nyaman dengan keputusan Federal Reserve AS yang tidak mengubah suku bunga acuannya," ucap Firda kepada Banjarmasinpost.co.id.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, dalam satu minggu belakangan memang IHSG terjadi pelemahan. Diperkirakan, hal ini dikarenakan para investor terjadi aksi jual.

Baca juga: Bappedalitbang Balangan Meluncurkan Inovasi Belanja Cil di Pasar Paringin Kalsel

Baca juga: Pasokan Telur Lokal Aman pada Penjual di Pasar Bauntung Banjarbaru Kalsel, Harga Stabil

"Darenakan kekahwatiran terkait konflik Israel dan Palestina yang terjadi saat ini, walaupun begitu terkait value transaksi harian pada minggu ini ada di kisaran Rp 8-11 triliun, masih normal seperti transaksi sebelumnya," jelas dia.

Sementara itu, Senior Equity Brokerage MNC Sekuritas Banjarmasin, Herry Wachiedin, memaparkan. dalam kurun beberapa waktu IHSG memang terjadi pelemahan.

Tetapi walau begitu, untuk nilai transaksi lebih banyak menguat pada awal Oktober lalu, sejak adanya penurunan IHSG.

"Penurunan IHSG juga ada disebabkan beberapa faktor eksternal diantaranya di awal sentimen terkait, kenaikan imbal hasil yield obligasi pemerintah AS yang menjadi kekhawatiran membuat pasar saham global kembali terpuruk kemudian pelemahan IHSG terjadi, juga pelemahan rupiah dan obligasi pemerintah," kata Herry.

Selain itu, ia juga menyampaikan, kode saham ASII IJ mencatatkan laba bersih sebesar Rp 25,7 triliun pada 9M23 atau tumbuh +10,1 persen y-o-y (vs Rp 23,3 triliun 9M22).

Baca juga: Harga Gula Pasir Melambung, Pedagang Pasar Bauntung Banjarbaru Sebut Sudah Seminggu Terjadi

Baca juga: Perlengkapan untuk Melahirkan hingga Penyelenggaraan Jenazah Tersedia di Pasar Bauntung Banjarbaru

Baca juga: Harga Kurang Menggiurkan Saat Berlimpah Panen Bawang Merah, Petani Tanahlaut Simpan di Gudang

Kenaikan laba bersih diatribusikan oleh pertumbuhan pendapatan sebesar +8,8 persen y-o-y, khususnya pada sektor otomotif yang tumbuh +13,0 persen y-o-y.

Selain itu, kode saham ADRO juga melaporkan penyusutan laba bersih sebesar -36,0 persen y-o-y menjadi USD1,2 miliar di 9M23 (vs USD1,9 miliar di 9M22).

Pada hari sebelumnya, Rabu (1/11), IHSG sempat melemah -1,63 persen menjadi 6.642,42.

Hal ini membut seluruh sektor mengalami pelemahan dan membebani laju indeks, dipimpin oleh sektor kesehatan (-4,12 persen), diikuti oleh sektor energi (-3,87 persen).

(Banjarmasinpost.co.id/Mia Maulidya)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved