Berita HSU

Warga HSU Buat Kapal Pencacah Gulma Secara Otodidak, Kini Diminati Hingga Luar Provinsi

Warga Desa Banyu Tajun Dalam RT03, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Rahmatullah (43), berhasil menciptakan kapal penghancur

Penulis: Dony Usman | Editor: Edi Nugroho
Dokumen Banjarmasinpost.co.id
Kapal penghancur gulma buatan Rahmatullah saat dioperasionalkan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI-Belajar dengan melihat video di youtube, warga Desa Banyu Tajun Dalam RT03, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Rahmatullah (43), berhasil menciptakan kapal penghancur gulma atau dinamainya Kang Alma.

Baru berjalan sekitar dua tahun, belasan kapal penghancur gulma telah dibuat. Peminatnya pun tak hanya dari kabupaten tetangga, tetapi juga ada dari luar Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Satu unit kapal penghancur gulma buatan lulusan SMKN 1 Amuntai jurusan perkantoran ini, lengkap dengan mesin penggeraknya dibandrol dengan harga sekitar Rp75 juta.

Bukan itu saja, melalui karyanya, Rahmatullah yang kesehariannya memiliki usaha bengkel las ini, juga telah berhasil membawa harum nama Kabupaten HSU di tingkat Provinsi Kalsel.

Baca juga: HUT Tapin, Dapatkan Cashback RIMPI hingga 58 Persen dari Bank Kalsel

Baca juga: Kebakaran Landa Kantor Desa Binjai Punggal di Kabupaten Balangan Kalsel, Beras Bantuan Ikut Hangus

Kapal penghancur gulma buatannya membuahkan penghargaan dengan menyabet gelar Juara III di ajang Kalsel Innovation Award 2023, kategori masyarakat umum.

"Pertama kali membuat ini karena adanya musibah banjir yang melanda Kabupaten HSU pada tahun 2021 tadi," ujar Rahamtullah saat dihubungi, Selasa (21/11/2023).

Ketika itu, ada warga yang kesehariannya mencari ikan minta dibuatkan kapal penghancur gulma ini karena kesulitan menembus aliran sungai yang tertutup gulma jenis susupan gunung.

Susupan gunung sendiri dikenal sangat susah untuk dibasmi, bila dilakukan secara manual memerlukan tenaga ekstra dan membutuhkan waktu yang lumayan lama.

Lalu mereka kemudian mencari-cari informasi untuk membuat alat penghancur gulma, salah satunya dengan melihat video di youtube.

"Waktu itu ada video kapal penghancur gulma dari Thailand dan bermodal dengan melihat tayangan itu kami coba merancang," katanya.

Baca juga: Gelar Reses di Sungai Besar, Anggota Komisi III DPRD Banjarbaru Serap Aspirasi Soal Infrastukrur

Dimana saat itu, pihaknya juga mendapat dukungan dana dari pemerintah desa sehingga pembuatan kapal penghancur gulma mulai coba dilakukan.

Bermodalkan itu dan juga ditambah beberapa bahan besi bekas, setelah tiga kali percobaan, kapal penghancur gulma bisa dibuat dan berfungsi dengan baik.

"Dari situlah, desa lain yang mempunyai permasalahan dengan gulma mulai tertarik dan akhirnya memesan untuk dibuatkan," ucapnya.

Ini karena kapal penghancur yang dibuat benar-benar bisa bekerja. Lahan yang selama ini tertutup gulma bisa dibuka dan dan jalur teransportasi sungai dapat dimanfaatkan lagi untuk kesejahteraan masyarakat.

Selain itu dengan menggunakan kapal ini juga mengemat waktu untuk menghancurkan gulma, pengoperasiannya mudah, badan atau dimensi kapal tidak terlalu besar serta
biaya operasional termasuk murah.

"Perawatan kapal dan mesin juga tidak terlalu sulit, dengan operator kapal bisa satu atau dua orang saja," katanya.

Dengan berbagai keunggulan, kapal penghancur gulma buatannya kini sudah banyak dipesan.

Untuk harga yang dipatok, apabila hanya kapalnya saja sekitar Rp50 juta, tetapi apabila lengkap dengan mesin penggerak harganya menjadi sekitar Rp75 juta

Semenjak awal dibuat pada tahun 2021 hingga kini, total sudah ada 17 unit kapal penghancur gulma yang dipesan.

"Sampai saat ini sudah 15 buah yang selesai dibuat dan ini tersisa dua lagi dalam proses pembuatan," katanya.

Dimana untuk pembuatannya dilakukan Rahmatullah bersama dua anak buahnya. Prosesnya memerlukan waktu sekitar satu bulan dari awal pembuatan sampai kapal bisa dioperasionalkan.

Sampai saat ini pemesannya kapal penghancur gulma buatannya bukan hanya dari HSU saja.

Tetapi juga ada dari kabupaten tetangga seperti dari HSS dan HST. Kemudian dari Provinsi Kaltim, tepatnya dari Samarinda, Kutai Timur.

"Juga ada pesanan dari dinas perhubungan," katanya.

Adapun spesifikasi teknis produk dari kapal penghancur gulma ini berukuran panjang 510 cm, lebar atas 100 cm, lebar bawah 90 cm.
tinggi untuk tipe A 40 cm dan tinggi tipe B 43 cm.

Kemudian, as gear box yang digunakan tipe A 38 mm, tipe B 44 mm. Berat kapal
tipe A 650 Kg dan tipe B 750 Kg

Jarak tempuh bisa untuk 1 Km/jam pada medan gulma dan susupan gunung 1,5 Km/ jam untuk eceng gondok, dengan luasam
0,2 – 0,3 hektare/hari.

Biaya operasional, untuk bahan bakar berupa solar 15-20 liter perhari dan operator Rp300 ribu perhari. Sehingga total biaya perharinya Rp500 ribu.


(banjarmasinpost.co.id/donyusman)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved