Berita Tapin

Ancaman DBD di Tapin Meningkat, Begini Syarat untuk Bisa Ajukan Fogging 

Ini kata Dinas Kesehatan Tapin mengenai syarat masyarajat bisa ajukan fogging, hal ini berkeiatan masus DBD di Tapin meningkat

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Irfani Rahman
Foto ist
Petugas Dinas Kesehatan Tapin melakukan penyelidikan epidemiologi jentik nyamuk di Kecamatan Salam Babaris baru-baru tadi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sebulan terakhir di Tapin masih mengancam masyarakat. 

Sejumlah upaya penanganan pun terus dilakukan Dinas Kesehatan Tapin. Baik melakui edukasi, imbau, hingga Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan gotong royong bersama lintas sektor. 

Dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tapin, Puji Winarta, untuk PSN sendiri dilakukan ketika kasus sudah ada untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk. 

"Untuk PSN dengan fogging, itu sifatnya selektif. Dengan insektisida Synoff," beber Puji, Senin (29/1/2024). 

Pembasmian dengan cara ini pun tidak serta merta bisa dilakukan, harus memenuhi beberapa persyaratan. 

Di antaranya memang positif DBD berdasarkan diagnosa dokter, kemudian dilakukan penyelidikan epidemiologi, di kawasan yang sama juga ditemukan tiga orang demam dan lima persen rumah di lingkungan tersebut ada jentik nyamuknya. 

Fogging sendiri sifatnya menebar racun, jadi tidak bisa sembarangan dilakukan jika benar-benar tidak sesuai. 

Ditambahkan Puji, guna membasmi perkembangbiakan nyamuk Aides Aigepty yang menjadi vektor virus dengue yang paling bagus adalah menguras, menutup dan mengubur barang bekas yang menampung air hingga menjadi media nyamuk berkembang. 

Sementara itu hingga pekan ke-4 ini perkembangan DBD di Tapin mencapai 99 kasus dengan tiga di antaranya menyebabkan kematian. 

Saat ini tiga kawasan kasus tertinggi ada di Kecamatan Salam Babaris sebanyak 17 kasus, Binuang sebanyak 15 kasus dan Tapin Utara 13 kasus. 

Baca juga: Kasus DBD di Tapin Terus Meningkat Pekan ke-4 Tembus 99 Kasus, Tiga Orang Meninggal

Baca juga: Penemuan Mayat Mengapung di Berangas Batola, Terungkap Ini Profesi Korban Sehari-hari

Terkait banyaknya perkembangan kasus di tiga daerah tersebut, Dinkes Tapin juga masih belum mengetahui dan mengidentifikasi. 

Namun karakter nyamuknya dapat diketahui, seperti tidak bertahan di genangan air yang langsung belapis tanah, hanya pada benda-benda bekas atau tampungan air berbahan lain.

(Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri)  

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved