Alasan MUI Kalsel Sampaikan Taujihad H-1 Pemilu 2024: Ada Riak Potensi Konflik

 BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Selatan mengundang jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), KPU, Bawaslu, dan awak media, Selasa (13/2/2024).

Mereka dikumpulkan di Ruang Rapat Kantor MUI Kalsel, Banjarmasin untuk mendengarkan pernyataan delapan poin Taujihad terkait Pemilu 2024.

Penyampaian Taujihad dilakukan satu hari sebelum pemungutan suara Pemilu 2024.

Sekretaris MUI Kalsel, Nasrullah AR mengatakan kehadiran Taujihad merespon kencangnya potensi konflik pada pesta demokrasi kali ini.

“Karena ada instruksi dari Pimpinan Pusat MUI yang memang sudah membaca ada riak-riak akan terjadi konflik,” katanya, usai pernyataan Taujihad.

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, MUI Kalsel Tegas Haramkan Politik Uang

Baca juga: MUI Kalsel: Golput Bisa Berakibat Mudarat

Baca juga: Ini Pesan MUI Kalsel Soal Modus Baru Politik Uang Jelang Pemilu 2024 Melalui Kegiatan Keagamaan

Nasrullah melontarkan istilah Jawa yang bunyinya ‘mati siji mati kabeh’ atau berarti mati satu, mati semua.

Dia beranggapan, jika satu wilayah terjadi konflik maka berpotensi terdampak ke semua.

“Meski kami menilai Kalsel ini damai, tapi dari Pimpinan Pusat tetap meminta adanya pencegahan seperti penyampaian Taujihad,” ujarnya.

Dalam Taujihad tersebut, terdapat delapan poin utama yang menyinggung soal Pemilu 2024.

Taujihad yang dibacakan Ketua MUI Kalsel KH Husin Naparin itu intinya meminta pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan adil, jujur, dan damai. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)