Berita HSS

Debit Sungai Amandit Naik Turun, Kunjungan Wisatawan di Pariangan HSS Menurun

Saat ini debit air di Sungai Amandit di Desa batu Bini Hulu Sungai Selatan mengalami naik turun, kondisi Wisata Pariangan menjadi sepi alias menurun

Penulis: Hanani | Editor: Irfani Rahman
(Banjarmasin.co.id/Hanani)
Wisata Pariangan di Desa Batubini, Kecamatan Padang Batung Hulu Sungai Selatan saat musim kemarau, pada Agustus 2023 lalu. 

Debit Sungai Amandit Naik Turun,  Kunjungan Wisatawan di Pariangan HSS Menurun

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN- Debit air Sungai Amandit yang sering naik turun berdampak terhadap tingkat kunjungan wisatawan di wisata alam Pariangan, di Desa Batu Bini, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Wisata yang menawarkan bangunan ala café di tengah sungai ini menurun, sejak musim penghujan yang sampai sekarang belum berakhir.

Pengelola Wisata Pariangan, Fauzi, kepada banjarmasinpost.co.id, Minggu (3/3/2024) menjelaskan, sejak musim hujan, kunjungan wisatawan tinggal 30 sampai 40 persen.

Itupun ramainya pada hari libur. Kondisi ini berbeda dari musim kemarau. Hampir tiap hari wisatawan dari berbagai daerah di Kalsel ramai berkunjung.

Termasuk kata Fauzi wisatawan dari Kalteng dan Kaltim. Diakui  wisata ini mengandalkan kejernihan dan kebersihan air sungai Amandit di saat dangkal.

Pada saat itu, wisatawan ditawarkan duduk santai ala café di tengah sungai, dengan tarif per meja Rp 20 ribu untuk  kapasitas 4 orang dan Rp 30 ribu untuk kapasitas 6 orang. Juga terdapat sejumlah gazebo di tengah sungai. 

“Selama musim hujan ini, kami tetap operasional. Tapi untuk meja dan bangku dan gazebo yang biasa di tengah sungai, dipindah ke pinggir sungai yang lebih dangkal. Sebab di tengah sungai saat ini airnya dalam,”jelas Fauzi lagi.

Baca juga: Intip Aksi 207 Rider Bocil Berlaga di Open Race Pushbike Pahuluan HSS, Peserta Ada dari Kaltim

Baca juga: Gadis di Gowa Dirudapaksa Anak Pejabat di Mobil Dinas, Korban Alami Trauma

Selain itu, untuk rakit hias juga masih operasional dengan tarif Rp 10 ribu per orang, dengan kapasitas maksimal 10 orang.

Untuk keamanan pengujung yang berwisata pada saat kondisi air sedang dalam, pihaknya bersama para pengelola lainnya sennatiasa berkoordinasi dengan masyarakat di wilayah hulu Kecamatan Loksado terkait potensi kenaikan air sungai.

Namun, pengelola dan warga setempat menurutnya sudah bisa membaca gejala alam, yang berpotensi membahayakan wisatawan.

“Biasanya jika terjadi hujan di wilayah atas dengan durasi dua jam, dan warna air sangat keruh, kami langsung  mengimbau wisatawan segera menjauh dari sungai,”jelasnya.

Kondisi wisata Pariangan pada Minggu (3/3/2024).
Kondisi wisata Pariangan pada Minggu (3/3/2024)

Fauzi menuturkan pada Januari lalu sejumlah property yang dibuat masyarakat untuk mendukung fasilitas wisata Pariangan, kembali diterjang derasnya arus sungai.

Untuk itu, saat ini warga pilih mengamankan meja kursi, payung serta perlengkapan lainnya. “Kami akan coba buat inovasi baru, seperti melayani jasa bamboo rafting selama musim hujan. Agar masyarakat masih bisa hidup di sektor wisata ini,”katanya.

Disebutkan wisata Pariangan 100 persen dikelola oleh masyarakat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved