RSUD Ulin dan Datu Sanggul Senasib, Jumlah Tenaga Perawat Masih Kurang

“Harusnya ada di atas 20 ribu,” ungkapnya.

Ketua periode 2022-2027 itu juga tak terlalu kontra dengan adanya RUU yang memperbolehkan WNA untuk praktik di rumah sakit domestik.

“Intinya sama-sama pasang kuda-kuda untuk memperkuat kompetensi kawan-kawan perawat,” katanya melalui panggilan whatsapp.

Misalnya, DPW PPNI Kalsel akan membantu para perawat melalui pendidikan formal dari strata satu hingga spesialis. Tak lupa pihaknya juga melakukan pelatihan dan seminar, baik yang bersifat daring maupun luring.

“Kami selalu membantu mereka meningkatkan kompetensi. Selain itu, perawat kita juga diunggulkan karena mereka bisa memahami kearifan lokal,” terangnya.

Meski begitu, kata Tantowi, banyaknya perawat yang lulus tiap tahun di Kalsel tak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia.

Ia tak menampik jika masih banyak klinik layanan maupun rumah sakit baru yang masih belum menggunakan SDM lokal. Alhasil, banyak SDM lokal yang bekerja di luar daerah.

Dengan adanya hal itu, sejauh ini PPNI kata Tantowi juga berkolaborasi dengan negara Jepang agar bisa memberikan akses kepada perawat yang hendak bekerja di sana.

“Sebab jika di Banua, tak semua perawat terserap,” katanya.

Terkait dengan kesejahteraan para nakes, PPNI terus mengupayakan agar regulasi sistem gaji mengacu pada semua lembaga layanan dan bisa di atas UMP.  

“Beberapa rumah sakit juga menerapkan pola-pola yang kita sarankan hingga (gajinya, red) bisa di atas UMP plus plus, karena ini profesi,” tegasnya.

Ia berharap lapangan kerja untuk para perawat bisa semakin terbuka. Hingga lulusan perawat bisa terserap.

“Kemudian ada semacam regulasi yang bisa memudahkan warga kita daripada warga luar (untuk terserap, red),” tambahnya. (sul/wie/tab)