Ramadhan 2024
Syarat Khusus bagi Perempuan yang Ingin I'tikaf di Bulan Ramadhan, Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan syarat khusus dan ketentuan bagi perempuan yang ingin mengerjakan i'tikaf di bulan Ramadhan 2024.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan syarat khusus dan ketentuan bagi perempuan yang ingin mengerjakan i'tikaf di bulan Ramadhan 2024.
Dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah, nanti di 10 hari terakhir bulan Ramadhan adan amalan i'tikaf bagi kaum muslimin.
Diuraikan Ustadz Khalid Basalamah, anjuran i'tikaf berlaku baik bagi laki-laki maupun muslimah.
Namun, Ustadz Khalid Basalamah menjabarkan ada syarat atau ketentuan khusus bagi kaum hawa yang ingin mengerjakan i'tikaf.
Kini umat muslim telah berada di bulan Ramadhan 1445 Hijriyah bertepatan di bulan Maret dan April 2024.
Baca juga: Bolehkah Bayar Zakat Fitrah Diwakilkan? Buya Yahya Imbau Sebaiknya Dibelikan Makanan Pokok
Baca juga: Resep Menu Buka Puasa Ramadhan 2024, Kreasi Minuman Es Buah Pelepas Dahaga
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang mana di dalam umat muslim diperintahkan memperbanyak amal ibadah.
Selain puasa, ibadah lainnya yakni shalat sunnah siang dan malam, tadarus Alquran, dzikir, hingga sedekah hendaknya dimaksimalkan di sisa waktu Ramadhan.
Tak hanya itu, umumnya umat Islam menunaikan i'tikaf di mesjid untuk menyempurnakan ibadah sholat.
Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan i'tikaf tak hanya dianjurkan bagi kaum adam namun juga kaum hawa.
"Tapi perempuan punya syarat-syarat khusus, izin ayah jika belum menikah, dan izin suami jika sudah menikah," ucap Ustadz Khalid Basalamah dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Moslem Nearer.
Bagi yang sudah bersuami, lebih utama i'tikaf bersama suaminya, namun jika tidak dianjurkan ulama untuk tak melakukan i'tikaf.
Terkecuali suaminya meninggal atau statusnya janda karena cerai, hal ini dicontohkan Aisyah RA dan istri-istri Nabi SAW, setelah Rasulullah SAW meninggal dunia mereka beri'tikaf.
"Sewaktu Nabi Muhammad SAW masih hidup mereka tidak pernah beri'tikaf, sampai-sampai Nabi SAW saat i'tikaf pernah dikunjungi salah satu istrinya, Sofia RA di malam hari yang membawakan makanan, maka Nabi SAW keluar mengantar Sofia pulang," terang Ustadz Khalid Basalamah.
Dari hal ini keluar sebuah hukum mengenati aturan i'tikaf, yang mana i'tikaf dilakukan untuk mengikat diri di 10 akhir Ramadhan tidak boleh keluar kecuali darurat.
Hal-hal darurat yang dimaksud, mengantarkan istri pulang karena khawatir terjadi masalah, mengantar jenazah, berobat, ada panggilan orangtua yang mengharuskan datang, itu pun setelah keluar harus kembali lagi.
Waktu yang paling afdhol melakukan i'tikaf dimulai pada puasa ke-19 memasuki malam ke-20 Ramadhan dan keluarnya setelah sholat Idul Fitri.
Karena itu lebih afdhol hendaknya memilih mesjid yang juga dipakai untuk sholat Jumat, sholat Idul Fitri dan lainnya.
Jika tidak bisa melakukannya, maka mengusahakan diri untuk i'tikaf di malam-malam ganjil yaitu malam 21, 23, 25, 27, dan 29.
"Bagi yang sibuk kerja, bisa pakai cara, saya pernah lakukan ini, saya sholat di mesjid bernama Mesjid At-Tin, kadang-kadang saya dan istri bawa rantangan untuk buka puasa, kalau tidak, setelah buka puasa ke mesjid untuk sholat Isya, sholat Tarawih, kemudian mengaji, duduk, mengobrol hal yang bermanfaat, kemudian istirahat pada saat ngantuk, bangun sholat malam, lalu sahur, dilanjutkan sholat Subuh, seteah sholat Subuh pulang," urai Ustadz Khalid Basalamah.
Sehingga ada malam yang dikejar, hal ini bisa dilakukan bagi orang yang bekerja, misalnya Jumat malam, atau Sabtu malam yang keesokan harinya libur bekerja. Hal ini bermakna ada waktu yang dilowongkan untuk i'tikaf mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sebelum beri'tikaf di mesjid, ada adab atau aturan yang harus dilakukan, yakni masuk dengan mendahulukan kaki kanan.
Selanjutnya membaca doa masuk mesjid, yang berbunyi:
اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Allahummaf tahlii abwaaba rohmatik
Artinya: "Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu"
Niat I'tikaf di Mesjid
Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat i'tikaf selengkapnya:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ
Nawaitu an a‘takifa fī hādzal masjidi mā dumtu fīh.
Artinya, “Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.” Lafal niat ini dikutip dari Kitab Tuhfatul Muhtaj dan Nihayatul Muhtaj.
Lafal itikaf lain yang dapat digunakan adalah lafal berikut ini. Lafal niat itikaf ini dikutip dari Kitab Al-Majmu’ karya Imam An-Nawawi:
نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالى
Nawaitul i’tikāfa fī hādzal masjidi lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Saya berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”
(Banjarmasinpost.co.id)
Fenomena War Takjil Ramadan 2024, Jadikan Momen Berdakwah dan Meneladani Nabi Muhammad SAW |
![]() |
---|
Benarkah Beras Zakat Fitrah Harus Lebih Mahal dari Konsumsi Sehari-hari? Ini Kata Buya Yahya |
![]() |
---|
Contoh Itikaf Nabi SAW Diuraikan Ustadz Abdul Somad, Berlangsung 10 Hari Hingga Pagi Idul Fitri |
![]() |
---|
Doa Khusus Malam Lailatul Qadar, Ustadz Adi Hidayat Ingatkan Tak Tinggalan Ibadah Ini |
![]() |
---|
Tutorial Zakat Fitrah bagi Pemudik, Buya Yahya Terangkan Sesuai Tempat Berlebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.