Berita Viral
Tertatih Tempuh Jarak 300 Meter ke Mesjid Tiap Hari, Muadzin Tunanetra di Maros Diberangkatkan Umroh
Muhammad Rifai (51) seorang muadzin tunanetra di Mesjid Istiqomah, mendapat hadiah berupa umroh dari salah satu warga di Maros, Sulsel.
Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Mariana
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kendati memiliki kondisi fisik terbatas, Muhammad Rifai (51) seorang muadzin tunanetra di Mesjid Istiqomah, Desa Bonto Matene, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan setiap harinya ikhlas berjalan tertatih sejauh 300 meter untuk melaksanakan tugas.
Pekerjaan sebagai muadzin ini bahkan sudah digeluti dirinya selama kurang lebih 20 tahun.
Berkat kegigihannya tersebut, pada Ramadhan 1445 Hijriyah kali ini Muhammad Rifai mendapat hadiah berupa umroh dari salah satu warga yang kebetulan sedang beribadah di mesjid tempat ia bertugas, menjadi viral di media sosial.
Dilansir melalui unggahan di akun instagram @putridaka Sabtu (23/3/2024) rezeki yang diberikan kepada Rifai ini bermula saat Putri sedang singgah di Mesjid Istiqomah untuk melaksanakan sholat.
Namun tiba-tiba hati Putri tergerak saat melihat Rifai yang memiliki kekurangan berjalan merambah dinding untuk melaksanakan adzan.
Baca juga: Mesjid di Sulsel Bagi-bagi Undian Umroh Gratis Selepas Sholat Tarawih Bagi Jemaah, Diundi Tiap Malam
Baca juga: Momen Kakek 72 Tahun di Makassar Meninggal Dunia saat Ikuti Lomba Tadarus, Sambil Pegang Alquran
Kegigihan Rifai untuk mejalankan ibadah walau dengan penglihatan yang terbatas itu pun membuat Putri merasa haru.
“Azanmu berkumandang sampai ke baitullah
Mampir shalat di mesjid melihat semangat seorang bapak dng keterbatasan penglihatan Berjalan merabah dinding bergegas Mengumandangkan azan,” papar Putri.
Setelah melaksanakan sholat, Putri pun bergegas mengajak Rifai untuk berbincang.
Tak disangka setelah mengenal sosok Rifai, tanpa pikir panjang Putri pun langsung menawarkannya hadiah berupa keberangkatan ibadah umroh.
“Kebetulan saya ada rezeki, bapak saya berangkatkan umroh,” ucap Putri.
Tak cukup sampai disitu, Putri juga memberikan hadiah berupa modal usaha untuk Rifai dan keluarganya.
Deretan hadia yang tiba-tiba diterima oleh Rifai itu pun tak kuasa membuatnya merasa haru dan menitikan air mata.
Bersama sang istri keduanya lantas menangis sambil berpelukan.
“Pak rifai mengajarkan kita bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk kita tetap berusaha dan bermanfaat bagi orang lain.
Kita haarus paham bahwa ada banyak orang yang mengalami permasalahan hidup lebih rumit daripada diri sendiri.
Sehat selalu pak rifai sekeluarga
Allah Maha Baik,” tambah Putri.
Kebutaan yang dialami oleh Rifai ini terjadi sejak ia berumur 7 tahun lantaran terkena penyakit cacar.
Meski demikian Rifai dikenal sebagai sosok yang gigih dengan kondisinya yang terbatas.
(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)
Nasib Lansia di Probolinggo Dibuang Anak Kandung, Ditemukan di Jalanan, Dievakuasi ke Panti Jompo |
![]() |
---|
Kasus Beras Oplosan SPHP di Riau Terungkap, Modus Pengoplosan Dibeberkan Polisi: Isi Ulang Karung |
![]() |
---|
Ayah Kandung di Demak Siksa Anaknya Jika Istri Tak Angkat Telepon, Paksa Minum Air Kloset |
![]() |
---|
Viral Kades di Malang Beri Edaran Ngungsi ke Warga Jika Ada Festival Sound Horeg, Sosoknya Terkuak |
![]() |
---|
Suami Sah Laporkan Istri yang Tertangkap Zina dengan Camat di Aceh, Tepergok di Dalam Mobil Dinas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.