Berita Viral

Nazma Selalu Ingin Gigit Daging Polisi yang Dia Temui, Penyebabnya Bikin Terenyuh

Kepolisian Bangladesh ganti seragam biru toska jadi kemeja abu-abu dan celana cokelat untuk perbaiki citra yang tercemar

commons.wikimedia.org
SERAGAM LAMA - Sejumlah polisi Bangladesh saat masih mengenakan seragam lama. Kini jadi kemeja abu-abu dan celana cokelat. 

Ringkasan Berita:
  • Sebagai upaya simbolik untuk perbaiki citra kepolisian yang tercemar di mata publik, kepolisian Bangladesh ganti seragam biru toska jadi kemeja abu-abu dan celana cokelat.
  • Perubahan tersebut datang hanya beberapa pekan jelang pemilihan umum pertama sejak kerusuhan besar yang menggulingkan pemerintah otoriter Sheikh Hasina pada 2024
  • Kerusuhan 2024 di Bangladesh menewaskan setidaknya 1.400 orang dan melukai ribuan lainnya, banyak di antaranya akibat tembakan polisi
 

 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kerusuhan bisa mengubah banyak hal. Termasuk pada aparat penegak hukum.

Sekadar kilas balik, kerusuhan 2024 di Bangladesh menewaskan setidaknya 1.400 orang dan melukai ribuan lainnya, banyak di antaranya akibat tembakan polisi.

Nazma Akhtar (48), kehilangan putra semata wayangnya, Golam Nafeez (17) yang ditembak dan ditolak masuk rumah sakit hingga meninggal karena kehilangan darah pada 4 Agustus 2024. 

“Setiap kali saya melihat seorang polisi, saya merasa ingin menggigit dagingnya. Saya tidak tahu apakah saya akan bisa melupakan kebencian ini,” ujar Akhtar. 

“Bagaimana seragam baru bisa mengubah sikap mereka? Saya melihat mereka memukuli guru hanya karena menuntut kenaikan gaji,” tambahnya.

Baca juga: Pria Berjas asal Indonesia Syok Dikerumuni Ratusan Warga Bangladesh, Ivan Gunawan Sampai Komentar

Sejak jatuhnya pemerintahan Hasina, sekitar 450 dari 600 kantor polisi menjadi sasaran vandalisme dan pembakaran. Hossaine mengatakan, 

“Mereka meninggalkan kantor polisi segera setelah pemerintah sebelumnya lengser, dan sekarang mereka berjuang untuk kembali berdiri.” 

Ribuan aparat menghadapi tuntutan pidana, termasuk kasus pembunuhan. Sekitar 1.500 personel polisi kini menghadapi tuntutan hukum, dengan beberapa pejabat senior melarikan diri ke India.

Mantan kepala kepolisian yang mengaku bersalah bersama Hasina dihukum lima tahun penjara. 

Bahkan 44 polisi tewas dalam kerusuhan, sementara pemerintah sementara memberikan imun hukum bagi para demonstran.

Frustrasi aparat terlihat jelas di tengah kekacauan yang melanda negara. Seorang petugas kepolisian yang tidak ingin disebutkan namanya bahkan berkata, “Polisi juga manusia.”

Sementara itu, istri inspektur polisi, Sultana Razia, mengingat suaminya, yang dibunuh oleh massa setelah Hasina lengser. 

“Dia seharusnya tidak meninggal dengan cara ini,” ujarnya dengan pilu.

Pemerintahan sementara yang dipimpin Muhammad Yunus membentuk komisi reformasi kepolisian, tetapi kemajuan masih lambat. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved