Kolom

Keseimbangan Hidup

Setiap manusia memiliki unsur badan jasmani (jasadiyah), unsur akal-pikiran (fikriyah) dan unsur rohani (ruhiyah).

Editor: Irfani Rahman
ISTIMEWA
Ahmad Barjie B, Penulis buku Potret Sungai Banjar Kalimantan Selatan. 

Ahmad Barjie B
Komisi Informasi dan Komunikasi MUI Kalsel

BANJARMASINPOST.CO.ID- Manusia adalah makhluk Allah yang paling lengkap dan sempurna unsur penciptaannya. Setiap manusia memiliki unsur badan jasmani (jasadiyah), unsur akal-pikiran (fikriyah) dan unsur rohani (ruhiyah). Ketiga unsur ini saling berhubungan dan tergantung satu sama lain, namun usia masa berlakunya berbeda.

Unsur jasmani akan berhenti setelah kematian, karena tubuh manusia yang berasal dari tanah nanti juga akan hancur di dalam tanah. Unsur akal pikiran juga usianya terbatas, masa berlakunya akan menyertai jasmani, begitu manusia mati maka pikirannya pun tidak berfungsi lagi.

Bahkan ada kalanya akal pikiran lebih dahulu expired (daluarsa) atau habis waktu berlakunya, yaitu ketika seseorang terserang stroke, pikun, gila, dan sejenisnya, sehingga akal-pikiran menjadi error, abnormal dan disfungsional.

Dari ketiga unsur yang membentuk manusia, hanya satu yang abadi, yaitu ruhnya. Ketika seseorang meninggal dunia, badan jasmaninya dikuburkan ke dalam tanah, sementara ruhnya kembali ke asal, ke langit, menuju Allah yang menciptakannya dahulu.

Itu sebabnya ketika seseorang meninggal dunia, sering pembaca doa berkata: Allahummaftah abwabas-sama liruhihi (ha), ya Allah bukankanlah pintu langit untuk ruhnya. Begitu pula ketika seseorang sudah lama atau baru meninggal, sering dipanjatkan doa, … tsumma ila ruhi/arwahi …. dan seterusnya.

Perbedaan Makanan

Ketiga unsur yang membentuk manusia itu sama-sama membutuhkan makanan, namun jenis makanannya berbeda. Badan jasmani membutuhkan makanan berupa makan-minum, pakaian dan tempat tinggal.

Makanan-minuman yang diperlukan oleh tubuh dulu idealnya diistilahkan dengan empat sehat lima sempurna, agar badan bisa bertumbuh kembang, sehat, segar dan kuat, sehingga mampu bekerja, berjalan, bepergian dan berbagai aktivitas yang membutuhkan kerja fisik.

Agar badan terlihat indah, sopan, tidak terbuka aurat dan dapat melindungi dari panas dan dingin, badan juga membutuhkan pakaian, alat-alat pelindung dan pengaman tubuh. Pada saat yang sama badan juga membutuhkan tempat tinggal berupa rumah dan sejenisnya. Ketiga kebutuhan ini sering disebut dengan pangan, sandang dan papan.

Dalam teori hirarki kebutuhan seperti yang dikenalkan Abraham Maslow atau pakar lainnya, ia disebut sebagai kebutuhan dasar (basic need) bagi manusia. Bagi yang berkemampuan akan melengkapinya dengan kendaraan atau mobil sebagai sarana bepergian, alat-alat komunikasi dan hiburan.

Seiring dengan perkembangan usianya, akal-pikiran manusia juga memerlukan makanan, yaitu ilmu. Sejak kecil anak-anak sudah membutuhkan ilmu berupa keingintahuan akan sesuatu (curiosity). Anak suka bertanya kepada ayah ibunya dan orang-orang dekatnya, apa ini, apa itu dan sebagainya.

Semua itu cermin rasa ingin tahu pada diri anak. Selanjutnya, agar kebutuhan akan rasa ingin tahu ini dapat terpenuhi dengan baik, setiap anak harus diberikan pendidikan, mulai dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar dan menengah hingga perguruan tinggi, serta pendidikan nonformal.

Setelah seseorang lulus pada suatu jenjang pendidikan, beroleh ilmu dan keahlian, gelar kesarjanaan dan sebagainya, kebutuhan selanjutnya adalah bekerja dan mengabdi pada suatu bidang keahlian sebagai sarana untuk mengaktualisasikan dirinya.

Dari sini seseorang akan merasa dihargai, bermanfaat, dan dikenal. Apabila dia tidak bekerja atau tidak dapat mengaktualisasikan diri dengan baik, maka ilmu dan keahliannya akan kurang fungsional. Akibatnya prestasi dan prestise diri akan tidak optimal.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Desentralisasi MBG

 

Jaga Stabilitas Harga Beras

 

Ilmu, Uang dan Gelar

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved