Warga Ngeluruk Ke Perusahaan Sawit

Warga Desa Kandanganlama Tala Ngaku Kebun Karetnya Didozer SSJ Sepihak, Segini Kerugian Materinya

Sejumlah warga Desa Kandanganlama, Kecamatan Panyipatan Tala mengalami banyak kerugian sejak hadirnya PT Sinar Surya Jorong (SSJ)

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
(banjarmasinpost.co.id/idda royani)
SEJUMLAH warga Desa Kandanganlama memasang baliho aspirasi di lokasi kebun sawit PT SSJ di desa setempat, Kamis (18/4) siang. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Sejumlah warga Desa Kandanganlama, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), mengaku mengalami banyak kerugian sejak hadirnya PT Sinar Surya Jorong (SSJ), belasan tahun silam.

Karena itu pada Kamis (18/4/2024) siang, mereka ngeluruk ke kantor kebun perusahaan kelapa sawit tersebut. Mereka mamajang empat unit baliho berisi uneg-uneg maupun aspirasi.

Salah seorang dari mereka, Mustafa, menuturkan pada 2008 silam kebun karetnya secara sepihak didozer oleh PT SSJ tanpa izin dan tanpa ada ganti rugi.

Saat itu dirinya langsung mendatangi kantor kebun SSJ, memprotes tindakan sewenang-wenang tersebut. Pihak SSJ mengatakan lahan kebunnya masuk dalam kawasan HGU perusahaan tersebut.

Baca juga: Terima Laporan Warga, Animal Rescue Damkar Tapin Amankan Seekor Biawak Nyasar

Baca juga: Manasik Jemaah Haji Asal Banjarmasin, Total ada 578 Calon Haji yang Siap Berangkat ke Tanah Suci

"Padahal yang kami ketahui, mereka belum memegang izin HGU," sebut Mustafa yang turut ngeluruk ke kantor kebun SSJ bersama warga lainnya.

Secara materi, ia mengaku banyak mengalami kerugian karena telah kehilangan kebun karetnya seluas tiga hektare yang ia tanam sejak tahun 2003 silam.

Saat ini kebunnya itu telah berubah menjadi kebun kelapa sawit yang dikuasai SSJ. Sementara sejauh ini dirinya tak punya daya untuk mengambil kembali lahannya itu.

Mustafa lantas merinci pada 1 hektare kebun karet sekali panen dapat sekitar satu pikul atau 100 kilogram getah karet. Artinya, dalam sebulan untuk tiga hektare menghasilkan sekitar 12 pikul (1.200 kilogram) getah karet.

Jika dihitung dengan harga getah karet saat ini yaitu Rp 8.000 per kilogram, maka dalam sebulan nilainya Rp 9,6 juta. Apabila dihitung selama 16 tahun (sejak 2008), berarti nilainya mencapai Rp 1,84 miliar.

Nilai kerugiannya secara riil dikatakannya bisa lebih besar lagi dari angka tersebut. Pasalnya, dulu harga getah karet lumayan bagus dan bahkan hingga tembus Rp 15 ribu per kilogram.

(banjarmasinpost.co.id/idda royani)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved