Serambi Ummah

Jejak Dakwah KH Mahmuddin Asra Arsyadi, Bumikan Selawat Lewat Dakwah di Kabupaten Batola

KH Mahmuddin Asra Arsyadi ketua MUI Kecamatan Mandastana Kabupaten Batola adalah tokoh masyarakat yang rajin berdakwah.

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Rahmadhani
Istimewa
KH Mahmuddin Asra Arsyadi,cKetua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Mandastana, Kabupaten Baritokuala, Provinsi Kalimantan Selatan 

BANJARMASINPOST.CO.ID - KH Mahmuddin Asra Arsyadi adalah tokoh masyarakat yang rajin berdakwah.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Mandastana, Kabupaten Baritokuala, Provinsi Kalimantan Selatan itu, selalu santun berbicara dan tak ingin menyingung orang lain.

Di usia mendekati 60 tahun, dia masih konsisten mengisi mata pejaran muatan lokal di Madrasah Nurul Islam, mengisi majelis taklim di rumahnya. Jumat khusus perempuan dan Senin malam, jemaahnya laki-laki. Lebih jauh tentang Guru Mahmud, berikut petikan wawancaranya dengan Serambi UmmaH, Kamis (18/4).

Apa yang menginspirasi Anda?
Berlomba-lomba dalam kebijakan disuruh dalam Al-Qur’an. Itu yang membuat saya bersemangat mengisi majelis taklim di rumah dan melakukan hal-hal bermanfaat lainnya.

Teladan apa yang diajarkan?
Saya adalah alumnus Pondok Pesantren Darussalam Martapura pada era 1980an.
Angkatan saya Ketua MUI Kabupaten Banjar, Guru Haji Fadlan. Jadi apa yang sama sampaikan, ajarkan, lebih kurang sama dengan beliau.

Apa motivasinya?
Mengajarkan ilmu agama, membumikan selawat lewat majelis taklim Ar-raudhah yang saya kelola. Bagaimana generasi muda di Desa Puntik Luar Kecamatan Mandastana Kabupaten Baritokuala memiliki pengetahuan agama dan menggunakan secara bijak teknologi informasi.

Bagaimana menyikapi teknologi di zaman ini?
Saya berpesan agar generasi muda saat ini menggunakan media sosial tidak untuk menyakiti orang lain. Orangtua juga berperan melakukan pengawasan anak-anak mereka dalam memanfaatkan teknologi informasi. (tar)

* Bersyukur Dipaksa Kuliah

HADANI, putra KH Mahmuddin Asra Arsyadi atau Guru Mahmud mengaku berterima kasih.
Itu karena dipaksa ayahnya untuk kuliah dan mengingatkan pentingnya menuntut ilmu pengetahuan agama dari muda hingga tua.

“Andaikan tidak dipaksa beliau, mungkin tidak seperti ini,” ujar Sarjana Pendidikan Islam yang kini mengajar di Pondok Pesantren di Kabupaten Tanahlaut, saat berbincang dengan Serambi UmmaH, Kamis (18/4).

Menurut Hadani, ayahnya mulai aktif mengisi majelis taklim karena melanjutkan kiprah kakeknya, Guru Muhammad Asra Arsyadi.

“Saya tidak pernah mendengar kalimat atau kata-kata yang kasar selama berdakwah atau pun memberi tausiah. Ayah kuat dalam tawakal,” pujinya.

* Bantu Pemerintah Daerah

KEPALA Kantor Urusan Agama (KUA) Mandastana, Muhammad Ismail mengatakan, sosok Guru Mahmud sangat membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan beragama di kecamatan setempat.

Ismail mengatakan, kendati baru sekitar empat bulan bertugas di Kecamatan Mandastana, dia sudah dan mendengar kiprah Guru Mahmud selama ini.

Guru Mahmud mengelola majelis taklim di kediaman dan juga diundang ke sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Baritokuala.

“Beliau mengunjungi kami di KUA Kecamatan Mandastana saat Ramadan.

Beliau pensiunan dari Kementerian Agama dan pernah bertugas di KUA Kecamatan Mandastana,” ujar Ismail.

(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved