Jendela
Mendaki Kebahagiaan
Sebagai santri terpelajar yang mendalami ilmu keislaman sampai ke Mesir hingga mencapai doktor, dia adalah sedikit dari generasi muda yang kepadanya
Lebih buruk lagi, ulama dan cendekiawan yang tampak miskin-sederhana justru kurang dihargai bahkan direndahkan.
Seolah kesalehan yang asketis itu sudah tak punya tempat di zaman ini.
Jika demikian, maka jelas ada sesuatu yang perlahan terkikis dalam kehidupan publik kita, yaitu nilai-nilai moral dan spiritual.
Kita mulai kurang menghargai yang baik dan benar. Kita mulai meremehkan pengabdian dan kerelaan manusia untuk berkorban.
Kita sudah sulit menghayati pekerjaan sebagai panggilan hidup, bukan sekadar mencari uang. Kita pun kehilangan para pahlawan kemanusiaan yang menjadi idola.
Yang tersisa adalah pemujaan kepada yang punya kuasa dan harta belaka.
“Sudah seburuk itukah?” tanyaku pada kawan tadi. “Mungkin tidak. Masih ada bahkan mungkin banyak orang yang tulus dalam bebuat baik dan suka berkorban untuk orang banyak.
Masalahnya adalah, sekarang ini mereka semakin kurang ditampilkan dan tersisih ke pinggiran. Mereka tidak lagi dijadikan idola publik.
Yang jadi idola malah tokoh-tokoh sebaliknya,” katanya. Artinya, budaya yang dominan saat ini adalah memuja tokoh yang kaya dan suka tampil mewah.
Usai perbincangan itu, saya termenung. Manusia memang harus “selesai” dengan dirinya sendiri jika ingin merdeka lahir-batin.
Untuk itu, paling tidak dia harus melakukan tiga hal.
Pertama, mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup diri dan keluarganya dengan penghasilan yang halal.
Kedua, berusaha membatasi keinginan-keinginannya di luar kebutuhan dasar agar tidak serakah dan tidak besar pasak daripada tiang. Ketiga, hidup dengan sikap penuh syukur, sabar, tawakkal dan rida.
Yang terakhir itulah yang paling bermakna. Syukur artinya berterimakasih atas nikmat Allah, sekecil apapun.
Sabar artinya menerima dengan tabah kala ditimpa musibah. Tawakkal artinya berserah diri pada Yang Kuasa.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.