Opini

Pemimpin Perempuan dan Pengembangan E-Commerce

konsep pengembangan ekonomi Kota Banjarbaru diarahkan pada “Banjarbaru Digital City” yang berfokus pada isu strategis pemberdayaan ekonomi perempuan

|
Editor: Hari Widodo
istimewa
Dr. Muhammad Syarkawi Rauf, SE., ME  Tenaga Pengajar FEB Universitas Hasanuddin. 

Oleh: Dr. Muhammad Syarkawi Rauf, SE., ME  Tenaga Pengajar FEB Universitas Hasanuddin

BANJARMASINPOST.CO.ID - SAYA teringat dengan kata-kata Socrates seorang pilosof Yunani bahwa, “Rahasia perubahan adalah memusatkan semua energi Anda, bukan untuk melawan yang lama, tetapi untuk membangun yang baru”.

Hal ini cukup untuk menggambarkan perkembangan teknologi digital terbaru yang mengubah secara fundamental model bisnis.

Saat ini, kita sedang berada dalam fase baru Fourth Industrial Revolution atau Revolusi Industri 4.0 yang ditandai oleh digitalisasi. Hal ini telah mendisrupsi semua model bisnis lama yang konvensional menjadi model bisnis baru berbasis teknologi informasi dan komunikasi. 

Sejalan dengan itu, tidak berlebihan jika saya mengutip kalimat berikut “Apa pun yang Anda lakukan, jadilah berbeda, itulah nasihat yang diberikan ibu saya, dan saya tidak dapat memikirkan nasihat yang lebih baik untuk seorang pengusaha. Jika Anda berbeda, Anda akan menonjol.” Kalimat ini diungkapkan oleh Anita Roddick, pengusaha The Body Shop dari Inggris.

Menghadapi perkembangan Information and Communication Technology (ICT) terbaru, konsep pengembangan ekonomi Kota Banjarbaru diarahkan pada “Banjarbaru Digital City” yang berfokus pada isu strategis pemberdayaan ekonomi perempuan. Langkah awal yang dilakukan adalah meningkatkan akses dan literasi digital perempuan. 

Saat ini, terdapat kesenjangan digital (digital devide) antar gender, dimana akses digital laki-laki telah mencapai sekitar 53,13 persen, sementara akses digital perempuan hanya sekitar 46,87 persen. Demikian juga dari sisi literasi digital, tingkat pengetahuan digital laki-laki lebih baik dibanding perempuan (Kementerian PPA, 2020).

“Banjarbaru Digital City” fokus pada pengenalan kewirausahaan digital bagi perempuan berbasis pelaku usaha mikro Kota Banjarbaru yang berjumlah sekitar 12.224 unit usaha. Dimana mayoritas usaha mikro adalah home industry atau usaha rumahan yang dikelola dan digerakkan oleh perempuan. 

Sangat beralasan, peningkatan partisipasi perempuan dalam kewirausahaan digital akan meningkatkan nilai Product Domestic Regional Brutho (PDRB) Kota Banjarbaru secara signifikan dalam lima tahun ke depan. Sehingga perlu memperkenalkan program “Perempuan Banjarbaru Go Digital” yang menjadi program prioritas pemerintah kota dalam lima tahun ke depan. 

Sejalan dengan itu, lembaga penelitian dan pemeringkat internasional McKinsey (2018) menyebutkan bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan secara nasional mendongkrak Produk Domestik Brutho (PDB) Indonesia karena angka populasi perempuan sangat besar. Selain itu, 99,99 persen kegiatan usaha nasional periode 2014-2018 adalah UMKM yang mayoritas digerakkan oleh perempuan. 

Program prioritas “Perempuan Banjarbaru Go Digital” akan memaksimalkan potensi kewirausahaan perempuan yang sangat besar. Hal ini didukung oleh data kegitaan usaha Kota Banjarbaru yang didominasi oleh UMKM dan digerakkan oleh perempuan. Potensi yang sangat besar ini akan semakin besar jika akses digital perempuan semakin baik. 

Sejalan dengan itu, laporan hasil penelitian Temasek-Google tahun 2023 menunjukkan bahwa tingginya peluang dalam ekonomi digital (e-Economy) di Indonesia dan ASEAN. Dimana, nilai ekonomi digital Indonesia tahun 2023 mencapai sekitar 82 miliar dolar AS, diperkirakan meningkat menjadi 109 miliar dolar AS tahun 2025 dan meningkat lagi menjadi 210 – 360 miliar dolar AS tahun 2030. 

Ekonomi digital di Indonesia didominasi oleh usaha penjulan online atau E-commerce yang mencapai 62 miliar dolar AS tahun 2023, yaitu 76 persen dari keseluruhan ekonomi digital nasional. Nomor dua terbesar adalah penjualan makanan dan transport. Dimana khusus penjualan makanan adalah kegiatan usaha yang didominasi perempuan. 

Ekonomi digital Indonesia jauh lebih besar dibandingkan ekonomi digital Malaysia yang hanya 23 miliar dolar AS tahun 2023, diperkirakan meningkat menjadi 30 miliar dolar AS tahun 2025 dan meningkat lagi menjadi 45 – 70 miliar dolar AS tahun 2030. Dimana kegiatan penjualan online atau E-commerce mendominasi ekonomi digital Malaysia dengan nilai sekitar 56,52 persen dari total ekonomi digital Malaysia.

Potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar. Dimana ekonomi digital Indonesia empat kali lebih besar dibandingkan ekonomi digital Singapura dan Filipina yang masing-masing hanya 22 dan 24 miliar  dolar AS pada tahun 2023. Bahkan nilai ekonomi digital Indonesia sekitar 40 persen dari total ekonomi digital ASEAN.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved