Nasional

Viral Dugaan Pelecehan Mahasiswi Unhas Makassar oleh Dosen, Civitas Protes Pelaku tak Dipecat

Seorang mahasiswi Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar , Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh dosen

Editor: Rahmadhani
Kompas
Ilustrasi Pelecehan Seksual - Seorang mahasiswi Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar , Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh dosen 

BANJARMASINPOST.CO.ID — Seorang mahasiswi Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar , Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang dosen.

Kasus ini menambah daftar panjang dugaan kekerasan seksual di perguruan tinggi di Indonesia, yang terus meningkat setiap tahun.

Pihak Unhas telah memberikan sanksi awal berupa pencopotan jabatan dan skorsing selama tiga semester terhadap dosen tersebut.

Namun, langkah ini menuai kritik dari sejumlah mahasiswa dan pendamping korban yang menilai hukuman tersebut terlalu ringan.

Protes atas sanksi ini diwujudkan melalui serangkaian demonstrasi oleh mahasiswa Unhas.

Dalam perkembangan terbaru, Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unhas merekomendasikan agar rektorat memberikan sanksi tambahan berupa pemberhentian tetap kepada dosen yang bersangkutan.

Baca juga: Dasar Keyakinan Polda NTB Tetapkan Agus Buntung yang Tak Punya Dua Tangan Jadi Tersangka Rudapaksa

Baca juga: BREAKING NEWS- Perkelahian Diduga Terjadi di Kelayan B Banjarmasin, Korban Luka Kena Sabetan Sajam

"Kami merekomendasikan kepada rektor untuk mengusulkan pemberhentian tetap sebagai ASN dosen.

Namun, keputusan akhir ada di tangan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi," ujar Ketua Satgas PPKS Unhas, Prof Farida Patittingi, baru ini.

Kasus ini bermula saat korban, seorang mahasiswi tingkat akhir, melaporkan kejadian pelecehan seksual yang dialaminya pada 25 September 2024, ketika melakukan konsultasi skripsi.

Menurut korban, pelecehan terjadi setelah dosen tidak mengizinkannya pulang usai sesi bimbingan.

Korban melaporkan kejadian ini ke Satgas PPKS Unhas, yang kemudian melakukan investigasi dan menyimpulkan bahwa terduga pelaku terbukti melakukan pelecehan seksual.

"Dosen tersebut langsung dinonaktifkan dari jabatan akademiknya dan dikenakan sanksi berat berupa skorsing selama tiga semester," kata Guru Besar Hukum Unhas ini. 

Namun, pendamping korban, Aflina Mustafainah, menilai hukuman ini tidak mencerminkan keseriusan dalam menangani kasus kekerasan seksual.

"Kalau hanya diskors tiga semester, apa jaminan dosen ini tidak mengulang perbuatannya?" ujar Aflina.

Ketidakpuasan terhadap sanksi ringan ini mendorong mahasiswa Unhas untuk menggelar aksi solidaritas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved