Berita Kotabaru

Tanggul dan Pintu Air Tak Berfungsi Efektif, Padi di Desa Pantai Kotabaru Mati Terendam Banjir Rob

Tanggung yang tak berfungsi optimal membuat pertanian di Kotabaru terdampak fenomena banjir rob. Semaian padi petani pun, mati terendam

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Banyu Langit Roynalendra/Dok
Ilustrasi - tanaman padi di Desa Asamasam tenggelam saat hujan tinggi Juni 2024 lalu. Saat ini giliran tanaman padi di Kurau yang kebanjiran, Jumat (3/1/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU -  Sejumlah kawasan pertanian di Kabupaten Kotabaru turut terdampak fenomena banjir rob.

Tingginya permukaan air yang masuk di kawasan pesisir turut merendam lahan pertanian masyarakat yang ada di Kecamatan Kelumpang Selatan. Seperti di Desa Pantai dan Desa Pembalacanan.

Diungkapkan Khairul, petani Desa Pantai, usai musim panen pada Oktober 2024 lalu, petani perlahan mulai mengolah lahan dan bibit.

"Saat semaian bibit belum tumbuh, air laut masuk, jadi banyak yang mati," ujar Khairul, Selasa (7/2/202).

Baca juga: Banjir Rob di Kotabaru, Tambak Ikan Warga di Pulau Laut Timur Terdampak, Kerugian Puluhan Juta

Baca juga: Banjir Rob Masih Selubungi Kurau Tala, Tiap Malam Rumah di Sekitar Sungai Calap Hingga Segini

Ketua dari Kelompok Tani Irut Dalam ini mengatakan, kendala air laut masuk karena pintu air dan tanggul yang belum berfungsi optimal.

Pintu air yang digadang bisa menahan air pasang belum berperan efektif dan tanggul yang dinilai masih kurang tinggi untuk membendung air laut masuk.

Mengenai matinya semaian padi varietas siam yang ditebar, Khairul terpaksa harus menyemai ulang.

Adapun terkait tingginya intestitas hujan di awal Desember 2024 lalu, Khairul menilai pertanian padi tidak ada yang terpengaruh. 

"Karena air cepat saja turun dan saat itu baru usai musim panen," sebutnya. 

Terpisah, Kali, petani di Desa Sungai Limau, Kecamatan Pulau Laut Timur mengaku tidak terdampak sama sekali terhadap banjir rob yang berlangsung Desember 2024 hingga Januari 2025 ini. 

"Karena saat itu sudah melewati musim panen, jadi tidak terganggu," ucapnya. 

Sementara itu, diungkapkan Kabid  Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kotabaru, Edy Rahmadi hingga saat ini tidak ada laporan terkait kendala Pertanian akibat banjir rob maupun intensitas hujan tinggi.

Beberapa lalu sempat ada kabar di kawasan Pertanian Desa Salino, Kecamatan Pulau Laut Tengah, namun sudah berangsur nornal. Karena air pasang masuk hanya berlangsung sesaat dan pintu airnya sudah diperbaiki. 

"Untuk pintu air yang rusak atau tanggul kurang tinggi yang di Desa Pantai, Kecamatan Kelumpang Selatan, kami belum terima laporan dari petugas, tapi info yang disampaikan ini akan kami tindaklanjuti," sebut Edy. 

Edy juga menggatakan, untuk sejumlah kantong pemasok pangan berupa padi di Kotabaru setidaknya ada di empat kecamatan.

Baca juga: Banjir Rob Rendam Beberapa Wilayah di Batulicin, Warga Terancam Kena Diare dan Gatal-gatal

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved