Berita Kotabaru  

Manis dan Gurihnya Tambayangan Desa Teluk Gosong Kotabaru, Biasa Dikupas Para Lansia

Tiap hari sejumlah warga lanjut usia (lansia) di Desa Teluk Gosong terlihat mengupas kerang atau tambayangan, ini dilakukan mereka dengan gembira

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/muhammad tabri
KUPAS KULIT KERANG - Tampak warga Desa Teluk Gosong Kotabaru Kalimantan Selatan kupas kulit kerang 

BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Hampir setiap hari, sejumlah warga lanjut usia (lansia) di Desa Teluk Gosong, Kecamatan Pulau Laut Timur, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan terlihat duduk menghadap baskom dan mangkuk kecil.

Tangan-tangan keriput mereka dengan cekatan membuka cangkang kerang, memisahkan antara isi dan kulit, kemudian menempatkannya di wadah berbeda.

Kegiatan ini sudah berlangsung puluhan tahun. Mulai pagi hingga sore tergantung pasokan dari pencari kerang tambayangan atau dara.

Sebelum melakukan pengupasan, kerang dimasak dalam kawah besar tertutup di tungku batu. Saat penutup dibuka, kepulan asap putih menyembul dengan kondisi air rebusan yang sudah berkurang.

Seorang lelaki kemudian mengaut puluhan kilogram kerang dengan cangkang menganga dan memasukkannya ke ember-ember kecil. Beberapa orang lansia menunggu di sekitar jejeran ember untuk mengambil jatah masing-masing.

Baca juga: Kadin Kalsel Minta Calo Sertifikat Halal Ditindak

Baca juga: Lowongan Kerja Sinar Mas Mining, Terbuka Untuk 5 Posisi Ini, Penempatan Kaltim, Sumsel dan Jambi  

Normas, salah satu lansia, mengatakan yang mengambil upah mengupas kerang adalah bagian daripada kehidupan mereka. Sebagai masyarakat nelayan dan banyak bergantung dengan hasil laut, tambayangan adalah santapan di saat tangkapan ikan kurang memadai, dan menjadi sumber penghasilan.

“Mengupas kerang adalah kegiatan yang bisa kami lakukan, karena sudah tua dan tenaga sudah tidak kuat lagi,” sebut nenek berusia 70 tahun ini.

Per ember, dia menerima Rp 5.000 dari pemilik kerang. Dalam sehari, Normas bisa menyelesaikan minimal dua ember, tergantung ketersediaan kerang.

Tidak ada kesan saling berebut untuk mendapatkan kerang untuk dibersihkan. Beberapa lansia yang berkumpul malah dengan suka rela berbagi agar semua dapat bagian. Mereka duduk bersama, bekerja dan berbincang hingga seperti halakah.

Cerita serupa dituturkan Rusminah, pengupas lainnya. Membersihkan tambayangan adalah kegiatan untuk mengisi waktu usai beraktivitas di rumah.

Meski upah yang didapat tidak besar, Rusminah mensyukurinya untuk tambahan memenuhi kebutuhan rumah sehari-hari. Seperti membeli lauk, sayur  atau bahan keperluan dapur.

“Mungkin dengan ini, silaturahmi terus terjaga. Kami orang tua juga kayaknya tetap perlu beraktivitas meskipun ringan-ringan seperti ini,” sebutnya.

Siah, pencari dan pengepul tambayangan, mengisahkan berburu kerang ini cukup menguras tenaga. Di Pulau Laut Timur, biasanya pencarian sampai ke muara di Desa Sejakah dan beberapa desa sekitarnya.

Berangkat dengan perahu balapan, Siah membawa takungan atau sampan tak bermesin. Takungan untuk mempermudah berpindah saat mencari tambayangan di atas lumpur. Kegiatan ini bisa berlangsung seharian selama air laut surut.

Berikutnya tambayangan diangkut ke rumah dan dibersihkan, lalu direbus beberapa jam hingga matang dan mudah dikupas.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved