Hal yang dapat dilakukan menyambut tahun baru Hijriyah yakni hijrah, caranya adalah meningkatkan ibadah-ibadah setiap harinya. Tak lupa berdoa di akhir dan awal tahun.
"Bagi yang jarang ke mesjid, berhijrah mengahdirkan suasana dekat dengan mesjid, yang jarang Tahajud berhijrah dengan cara membiasakan menunaikan shalat Tahajud," paparnya.
Yang belum terbiasa membaca Alquran, maka berhijrah dengan membiasakan diri untuk berinteraksi dengan Alquran.
Puncaknya, yang belum menampilkan ajaran Islam dengan baik, maka bisa berhijrah menampilkan ajaran Islam dalam setiap titian kehidupan, lisan, mata, telinga, hingga ke ujung kaki berislam, itulah hijrah sesungguhnya.
Baca juga: Adab Bertamu dalam Islam Dijabarkan Ustadz Abdul Somad, Ucap Salam Maksimal Tiga Kali
"Berhijrah menghadirkan tantangan tersendiri, misalnya kala di Mekkah dulu menjadi tantangan sekaligus ujian bagi masyarakat sekitar untuk mendekat kepada Allah. Hal ini memberikan pesan kepada kita, mendekat kepada Allah tidak semudah membalikkan telapak tangan," urai Ustadz Adi Hidayat.
Ia menambahkan, akan ada ujian untuk menguji keseriusan umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Misalnya bagi kaum muslimah yang belum berhijab atau menutup aurat secara sempurna, boleh jadi ada tantangan sekaligus pertanyaan dari orang-orang sekitar.
Hijrah menghasilkan interaksi sosial yang baik dan indah hingga membangun peradaban.
"Setiap tahun berganti setidaknya kita bisa mengevaluasi diri, untuk dapat menanamkan sifat-sifat dan nilai-nilai hijrah ke dalam diri kita disertai tekad yang dimiliki," pungkas Ustadz Adi Hidayat.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)