Ihsanul menerangkan PPDB berfokus pada jalur zonasi selain tiga jalur lainnya (afirmasi, prestasi, dan perpindahan orangtua). Karenanya sangat dimungkinkan meski domisili sama namun ada pendaftar yang diterima dan ada yang tidak ketika terjadi perbedaan jalur pendaftaran.
Bisa juga disebabkan hal lain seperti saat melakukan pendaftaran secara daring, pendaftar tidak melanjutkan ke tahapan verifikasi karena dianggap telah selesai sehingga akhirnya tak terdaftar.
"Hal yang demikian banyak terjadi," jelas Ihsanul.
Jalur zonasi, jelasnya, secara otomatis sistem akan melakukan perangkingan pendaftar sesuai jarak domisili.
Bisa saja pada hari pertama PPDB berada pada nomor urut atas, namun pada hari kedua melorot jauh dikarenakan ada pendaftar lain yang masuk dan domisili lebih dekat dengan SMAN 1 Pelaihari.
Hal tersebut juga dapat diketahui oleh masing-masing pendaftar. Pihak sekolah tidak dapat membantu menuntaskan pendaftaran secara daring ketika pendaftar tidak lapor dikarenakan login ke aplikasi PPDB daring menggunakan nomor induk kependudukan.
Dikatakannya sejak dimulainya PPDB daring menggunakan sistem zonasi pada 2020 lalu, beragam persoalan melingkupi.
Hal ini dikarenakan umumnya orangtua atau pendaftar belum mengetahui secara gamblang apa itu sistem zonasi. Bahkan banyak yang beranggapan ketika kuota rombongan belajar telah terpenuhi, maka pendaftar lain tidak bisa masuk.
Pandangan demikian keliru karena pada sistem zonasi patokannya adalah kedekatan jarak tempat tinggal dengan sekolah. Jadi, bukan cepat-cepatan mendaftar.
"Plus minus PPDB secara daring itu memang ada. Apalagi literasi atau sosialisasinya kepada masyarakat memang masih kurang sehingga banyak yang belum paham. Akhirnya ketika terjadi kendala teknis, lalu ribut dan menyalahkan," tandas Ihsanul.
Baca juga: Calon Siswa pada PPDB 2023 Terganjal Surat Domisili, SMAN 1 Pelaihari Konsultasi ke Disdik Kalsel
Lebih lanjut ia menyebutkan berdasar prosentase jalur zonasi, dari kapasitas tampung siswa baru sebanyak 288 orang, jalur zonasi mendapat jatah 144 siswa baru.
Data pada panitia PPDB SMAN 1 Pelaihari, dari 144 orang siswa baru tersebut, jarak terjauhnya yakni 1,4 kilometer. Sementara itu Cantika berjarak dua kilometer lebih. Begitu pula dengan M Nazril (keponakan Riski), jaraknya juga di atas dari 1,4 kilometer.
Kata Pengamat
Jumlah siswa minim bukan sepenuhnya dikarenakan adanya sistem zonasi. Ada kemungkinan lain, misalnya karena calon peserta didik memilih ke sekolah swasta atau sekolah berlabel agama.
Satu pengamat pendidikan yang merupakan dosen FKIP ULM Moh Yamin mengatakan hal ini karena umumnya pandangan orangtua ke depan, anak-anak perlu dibekali pelajaran agama yang lebih dan ini tidak ada di sekolah negeri.