BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar mulai mengambil langkah antisipasi menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Salah satunya merencanakan pendirian posko siaga serta pelibatan aktif Masyarakat Peduli Api (MPA) di desa-desa.
Mengenai permintaan Gubernur Kalimantan Selatan Muhidin agar Pemerintah Kabupaten Banjar menaikkan status menjadi Siaga Darurat Karhutla, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Banjar Zainal Arifin, Selasa (5/8), menyampaikan pihaknya masih menunggu arahan pemerintah provinsi. Namun rapat koordinasi mengenai hal tersebut dijadwalkan pada 11 Agustus 2025. “Meski menunggu arahan provinsi, kami tetap menyiagakan personel dan menyusun langkah taktis,” ujarnya.
Personel disiagakan di posko di beberapa wilayah rawan seperti di Sungaitabuk dan Martapura Barat. Untuk wilayah Gambut dan Kertakhanyar, posko dipusatkan di Beruntung Baru.
“MPA akan diaktifkan di desa-desa sebagai ujung tombak pemantauan dan respons cepat di lapangan,” tambah Zainal.
Baca juga: Kronologi Pengeroyokan Berujung Tewasnya Satu Pria di Sungai Sipai Martapura, Berawal Booking Cewek
Baca juga: Warga Protes Ketinggian Jembatan A Yani Km 31 Sungaiulin Banjarbaru, Pengerjaan Sisi Barat Terhenti
Di tengah kewaspadaan terhadap karhutla, hujan terjadi pada Selasa. Titik panas atau hotspot pun tak tertangkap kamera satelit.
Sementara Pemko Banjarbaru fokus pada pencegahan dan penanganan kebakaran lahan di sekitar Bandara Syamsudin Noor di Landasanulin. Hal itu diungkapkan Kepala BPBD Banjarbaru Zaini usai mengikuti Apel Siaga Bencana yang dipimpin Wali Kota Erna Lisa Halaby di Lapangan Murjani, Selasa.
Zaini mengungkapkan titik panas terpantau di beberapa kecamatan seperti Cempaka, Landasanulin dan Lianganggang. Bahkan telah terjadi kebakaran lahan di 43 titik.
“Lewat Pusdalops, berdasarkan pantauan drone, sejauh ini ada 43 titik kebakaran dengan total luas 118,2 hektare dari Maret 2025,” ungkapnya.
Oleh karena itu status Siaga Darurat Karhutla telah ditetapkan di Banjarbaru sejak Mei 2025. “Walaupun hasil rapat bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga tanggal 10 Agustus 2025 masih ada hujan, puncak kemarau sampai akhir Agustus 2025,” sebutnya.
Dalam penangangan karhutla, BPBD Banjarbaru bekerja sama dengan sejumlah instansi dan melibatkan Masyarakat Peduli Bencana (MPB) hingga rescue. “Kami juga patroli di titik rawan kebakaran,” kata Zaini.
Saat memimpin apel, Wali Kota Erna Lisa Halaby menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi, meningkatkan deteksi dini dan patroli rutin di wilayah rawan. “Kita juga perlu mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan membakar. Dan memastikan kesiapan personel dengan perlnegkapan dan logistik memadai,” ujarnya. (lis/riz)