Berita Viral

Viral Warga di Indramayu Gotong Jenazah di Jembatan Bambu yang Sempit, Kondisi Kampung Terisolasi

Editor: Mariana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GOTONG JENAZAH - Tangkapan layar warga gotong jenazah pakai sarung lewat jembatan bambu di Desa Eretan Wetan Blok Empang, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu yang viral di media sosial, Kamis 7 Agustus 2025.

Sehingga tidak bisa digotong pakai keranda, apalagi di bawa pakai mobil ambulans karena aksesnya tidak ada.

Jembatan bambu yang dilintasi warga ini merupakan akses tercepat untuk menuju areal pemakaman yang berada di blok sebelah.

Lebih lanjut Supriyanto menyebut, fenomena ini merupakan salah satu kondisi nyata di lapangan yang saat ini dihadapi oleh warga Eretan Wetan imbas bencana banjir rob.

Supriyanto pun meminta keseriusan dari pemerintah dalam upaya penyelamatan Desa Eretan Wetan dari bencana banjir rob secara menyeluruh.

Relokasi hingga bantuan rumah panggung sendiri yang ditawarkan pemerintah sendiri, dinilai Supriyanto bukan solusi tepat.

Mengingat, akar masalah rendaman banjir rob ini berasal dari luapan sungai. Warga pun meminta agar lingkungan mereka dibuatkannya tanggul agar banjir rob tidak meluap lagi ke pemukiman.

Pihaknya punya keyakinan, jika pemerintah mau mengupayakan hal tersebut akan mengatasi masalah banjir rob yang selama puluhan tahun menghantui warga di sana.

“Ini juga sekaligus upaya penyelamatan Desa Eretan karena tanah kami ini tanah yang penuh sejarah. Jepang pertama mendarat itu di tanah kami di Eretan, makanya kami minta keseriusan pemerintah untuk atasi banjir rob ini,” ujar dia.

Di sisi lain, Kepala Desa Eretan Wetan, Edi Suhedi menduga video warga gotong jenazah pakai sarung sengaja dibuat-buat.

Sepengetahuan Edi, jembatan itu tidak pernah dilewati untuk membawa jenazah ke pemakaman mengingat aksesnya yang sulit.

“Biasanya bawa orang lewat yang keluarnya yang jalan KUD,” ujar dia.

Edi menyampaikan, dari laporan yang diterima pihaknya, kejadian warga gotong mayat pakai sarung ini terjadi pada dua hari lalu.

Jenazah tersebut awalnya dibawa pakai keranda. Saat tiba di jembatan bambu, jenazah dipindah dan digotong pakai sarung.

Setelah menyeberangi sungai, jenazah kembali dipindahkan ke keranda.

“Mungkin dianggapnya supaya dekat dengan kuburan. Jadi rekayasa, baru kali ini orang meninggal dibawa lewat jembatan itu biasanya gak pernah, biasanya itu lewat jalan yang keluarnya KUD,” ujar dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id  

Berita Terkini