Kabar Kaltim
Dugaan MBG Basi di SMA Negeri 13 Samarinda Kaltim, Satgas: Kemungkinan Kesalahan Metode Pengemasan
Dugaan Makanan Bergizi Gratis (MBG) basi di Samarinda Kaltim, Satgas: kemungkinan kesalahan metode pengemasan.
BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMARINDA - Dugaan Makanan Bergizi Gratis (MBG) basi di Samarinda Kaltim, Satgas: kemungkinan kesalahan metode pengemasan.
Hasil identifikasi awal Satgas MBG Kota Samarinda menunjukkan adanya kemungkinan kesalahan pada metode pengemasan yang memicu makanan menjadi cepat basi.
Suwarso pun mengaku telah berkoordinasi langsung dengan pihak sekolah. Ia membenarkan bahwa sebagian besar makanan memang dalam kondisi yang kurang layak dikonsumsi, sehingga membuat siswa enggan memakannya.
Baru-baru ini, muncul kabar kurang menyenangkan terkait Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Samarinda.
Baca juga: Mantan Sekda Balangan Resmi Ditahan Kejaksaan, Jadi Tesangka Dana Hibah Majelis Taklim di Bungin
Baca juga: Gelar Job Fair 2025, Diskopkumker Klaim Angka Pengangguran di Banjarmasin Alami Penurunan
Salah satu sekolah penerima manfaat, SMA Negeri 13 Samarinda, dilaporkan mengalami persoalan pada Agustus 2025 lalu lantaran menu MBG yang diterima siswa diduga dalam kondisi basi.
Kejadian ini pun mendapat perhatian serius dari Satgas MBG Kota Samarinda.
Saat dikonfirmasi, Plt Asisten I sekaligus Ketua Tim Satgas MBG Samarinda, Suwarso, menegaskan bahwa pihaknya langsung melakukan evaluasi menyeluruh.
Menurutnya, dua hari sebelum kabar tersebut mencuat, Satgas sebenarnya telah mengumpulkan seluruh vendor serta ahli gizi untuk diberikan arahan teknis.
“Sebetulnya sebelum ada info mengarah ke basi itu, dua hari sebelumnya seluruh vendor dan ahli gizi sudah diberikan materi oleh Satgas MBG untuk melakukan pencegahan-pencegahan, termasuk kualitas makanan, packing, batas waktu pengantaran sampai waktu dikonsumsi. Itu diberikan arahan dari pemateri Dinkes, sudah dikumpulkan semua termasuk vendor kurang lebih 13 SPPG,” jelas Suwarso pada TribunKaltim, (17/9/2025).
Hasil identifikasi awal menunjukkan adanya kemungkinan kesalahan pada metode pengemasan yang memicu makanan menjadi cepat basi.
Suwarso pun mengaku telah berkoordinasi langsung dengan pihak sekolah. Ia membenarkan bahwa sebagian besar makanan memang dalam kondisi yang kurang layak dikonsumsi, sehingga membuat siswa enggan memakannya.
“Akhirnya dievaluasi dan penggantinya sebagian anak-anak ke kantin,” ujarnya.
Sebagai bagian dari tindak lanjut, sejumlah fasilitas kesehatan diantaranya Puskesmas Remaja dan Temindung bersama pengawas provinsi juga turun ke lapangan untuk memastikan kasus serupa tidak terulang.
Mengingat evaluasi ketat dalam MBG harus dilakukan, mulai dari waktu penyiapan hingga batas maksimal konsumsi, yaitu lima jam setelah makanan selesai dimasak. Suwarso mencontohkan salah satu potensi risiko yang kerap terjadi.
“Contoh seperti nasi goreng, kalau itu terlalu lembek nasinya itu juga berisiko basi, karena masih panas terus menguap dan jika dalam keadaan tersebut langsung ditutup ya pasti gampang basi. Itu juga sudah diberi arahan semua,” ungkapnya.
Kecelakaan Tunggal di Balikpapan, Bus Tabrak Pohon Hingga Masuk Jurang |
![]() |
---|
Awalnya Dituduh Ambil Solar Perusahaan, Pria di Samarinda Kaltim Ini Dikeroyok Empat Orang |
![]() |
---|
Transaksi Antar Provinsi, Ini Cara tak Biasa Kurir Narkoba di Balikpapan Kelabuhi Petugas |
![]() |
---|
Tujuh Kasus Besar Peredaran Narkoba dalam Tiga Pekan Terakhir Diungkap Polda Kaltim |
![]() |
---|
Polresta Samarinda Akhirnya Tetapkan Sopir Travel Diduga Jadi Pemodal Bom Molotov |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.