Berita Kalsel

Ekonomi Kalsel Tumbuh melebihi Nasional Mencapai 5,39 Persen

Pertumbuhan ini menjadikan Kalsel sebagai salah satu kontributor tertinggi di regional Kalimantan, dengan kontribusi sebesar 15,96%

Penulis: Salmah | Editor: Ratino Taufik
DJP Kalselteng
Kepala Kanwil DJP Kalselteng Syamsinar saat menyampaikan penerimaan pajak terealisasi di Kalimantan Selatan 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pertumbuhan perekonomian Kalsel pada Triwulan II-2025 menunjukan membaik, mencapai 5,39 persen (yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,12 % (yoy).

Pertumbuhan ini menjadikan Kalsel sebagai salah satu kontributor tertinggi di regional Kalimantan, dengan kontribusi sebesar 15,96?ri total perekonomian regional.

Pertumbuhan ini didorong oleh sektor-sektor utama, di mana Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 17,75 % , sedangkan sektor Pertambangan mendominasi struktur PDRB dengan pangsa 27,05 % . 

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi motor penggerak utama, tumbuh 5,51?n menyumbang 44,03?ri total PDRB Kalsel.

Stabilitas harga di Kalsel berhasil terjaga dengan tingkat inflasi yang terkendali pada level -0,29 % (mtm) atau 2,91 % (yoy), lebih rendah dari inflasi nasional. 

Beberapa komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi bulanan terjadi pada bawang merah, daging ayam ras, dan ikan gabus.

Kinerja Fiskal Kalimantan Selatan Kinerja APBN di Kalimantan Selatan hingga 30 September 2025 menunjukkan peran ekspansif, namun dihadapkan pada tantangan penerimaan. 

Realisasi belanja negara telah mencapai Rp30,08 triliun (72,58?ri pagu) dan tumbuh positif 8,59 % (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan Transfer ke Daerah (TKD) yang tumbuh 15,16 % (yoy) yang secara proporasi mendominasi 80,81 % (Rp 24,31 triliun) dari total belanja.

Belanja Pemerintah Pusat (K/L) di daerah justru terkontraksi -11,07 % (yoy). Di sisi lain, penerimaan negara mencapai Rp9,8 triliun atau 44,44?ri target meskipun secara nominal terkontraksi sebesar -20,31 % (yoy), yang disebabkan adanya kontraksi pada penerimaan perpajakan. 

Kombinasi dari belanja transfer yang melonjak dan penerimaan yang terkontraksi ini mengakibatkan defisit anggaran sebesar Rp20,28 triliun.

Kepala Kanwil DJP Kalselteng Syamsinar menyampaikan penerimaan pajak terealisasi sebesar Rp7,79 triliun atau 38,26 % , terkontraksi 34,18 % (yoy).

Baca juga: Kebengisan Bripda Waldi Bunuh Ibu Dosen Terungkap, Kapolres Bungo : Kejam

 “Ketergantungan penerimaan pajak di Provinsi Kalimantan Selatan ini masih sangat tergantung dari harga batu bara yang belum ada peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu,” ujarnya pada kegiatan Assets Liabilities Committee (ALCo) baru tadi.

Penerimaan negara tumbuh negatif juga disebabkan karena meningkatnya pengembalian (restitusi) dari para Wajib Pajak, khususnya Wajib Pajak sektor pertambangan.

Rincian penerimaan per jenis pajaknya yaitu Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas sebesar Rp5,26 triliun, terkontraksi 16,74 % . Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp229,66 miliar, mengalami kontraksi 48,23 % , disebabkan jatuh tempo pembayaran yang mundur mendekati akhir tahun.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp1,74 triliun, kontraksi sebesar 65,68 % disebabkan oleh restitusi yang meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Penerimaan dari Pajak Lainnya sebesar Rp562,87 miliar, tumbuh sebesar 11.724,85 % dibanding penerimaan tahun lalu.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved